MAKALAH BOTANI
TAKSONOMI TUMBUHAN
Oleh
Kelompok 11 :
Desi Herlina Utami (1512220003)
Halifah Ariyati (1512220006)
Laila Kartini (1522220037)
Dosen
Pembimbing:
Riri Novita, S. M. Si.
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa saya haturkan shalawat dan salam
kepada junjungan Nabiyullah Muhammad Saw.
Makalah yang berjudul “Taksonomi Tumbuhan”
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani pada jurusan Pendidikan Biologi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Univeristas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih
kepada pihak–pihak yang telah berperan dan membantu menyelesaikan makalah ini.
Diantaranya:
1. Riri Novita S, M. Si selaku dosen pembimbing
2. Kepada
Orang Tua yang telah memberikan doa, bantuan, dan dorongan baik yang bersifat
materil maupun non materil
3. Kepada
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami ucapkan terima kasih
banyak. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat pahala disisi Allah Swt.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan.
Palembang,
12 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ .. 1
1.1
Latar
Belakang............................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah.......................................................................... 2
1.3
Tujuan ........................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Definisi Taksonomi Tumbuhan....................................................... 3
2.2
Klasifikasi Taksonomi.................................................................. .. 4
2.2.1
Takson, Kategori dan Konsep-konsep Lain dalam Taksonomi
Tumbuhan 4
2.2.2
Identifikasi dan Sistem Identifikasi .................................. .. 7
2.2.3
Tata Nama Tumbuhan .......................................................... 9
2.2.4 Sistematika Tumbuhan ......................................................... 10
2.3 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi...................................................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12
3.1
Kesimpulan.................................................................................... 12
3.2
Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi kita ini sangat banyak sekali jumlahnya, dan
selain itu sangat beraneka ragam pula. Sejak manusia lahir di bumi ini, ia
telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak semula manusia telah
berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan apakah maknanya.
Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan salah satu cabang ilmu
biologi yang sekarang disebut taksonomi atau sistematik. Bergantung dari
golongan makhluk yang dijadikan obyek studi. Jika obyek studi yang digunakan
adalah hewan maka taksonomi atau sistematik hewan, bila obyek studi yang
digunakan adalah tumbuhan maka taksonomi atau sistematik tumbuhan.[1]
Taksonomi
merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan cabang ilmu yang lain. Ilmu-ilmu
tersebut akan berkembang sehingga pusat kepentingan akan berubah bergantung
pada arah perkembangan dan kebutuhan terhadap ilmu. Data yang diperoleh dari
taksonomi sendiri dapat digunakan untuk mempelajari kekerabatan tumbuhan atau hewan.
Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung
jawab dalam membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah
punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu. Selain itu seorang ahli taksonomi harus
mempunyai pengetahuan tentang morfologi, embriologi, anatomi, sitogenetik dan
ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi di lain
pihak perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani
lainnya. Data-data yang diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi,
genetika, anatomi, ekologi, morfologi, palinologi, palaentologi, fitogeografi,
fitokimia dan cabang-cabang botani lain sangat berguna bagi botani sistematika.
Akan tetapi ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan berjalan pesat secara efisien
tanpa bantuan botani sistematika.[2]
Dengan adanya taksonomi tumbuhan, manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah dan
berimbang. Karena manusia dapat memperoleh spesimen tumbuhan lain yang semarga
dan memiliki keunggulan khas serta dapat melestarikan keberadaan tumbuhan yang
mulai mengalami kepunahan.
1.2
Rumusan Masalah
Di bumi ini terdapat
berbagai macam makhluk hidup baik tumbuhan dan hewan. Klasifikasi atau
pengelompokkan dibutuhkan untuk
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup. Untuk
dapat melakukan pengklasifikasian, ada beberapa yang perlu dipahami terlebih
dahulu. Pada makalah ini akan dibahas tentang apa itu klasifikasi, tujuan dari klasifikasi,
system dan metode pengklasifikasian, serta tingkatan-tingkatan dalam klasiifikasi.
1.3
Tujuan
Tujuan makalah
ini adalah :
a. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan
b. Agar mahasiswa dapat menulis nama Ilmiah dengan benar.
c.
Mendeskripsikan ciri-ciri
makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar mudah dikenal.
d.
Mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Taksonomi Tumbuhan
Kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani Taxis, yaitu susunan, penyusunan,
penataan atau Taxon, yaitu setiap
unit yang digunakan dalam klasifikasi obyek biologi dan Nomos, yaitu hukum. Istilah taksonomi diperkenalkan pertama kali
oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan Perancis tahun 1813, untuk teori
klasifikasi tumbuhan sehingga tidak mengherankan bila ada sementara ahli biologi
yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang
pengklasifikasian makhluk hidup. Sistematik berasal dari kata Latin systema
yang berarti cara penyusunan atau cara penataan. Dari uraian di atas wajarlah
kiranya bila ada sementara ahli berpendapat bila taksonomi di beri makna yang
sama dengan sistematik dan dalam penerapannya taksonomi lalu dijadikan sinonim
dengan sistematik.[3]
Namun demikian, ada di antara para ahli ilmu biologi yang
berpendapat bahwa taksonomi tidak sepenuhnya sama dengan sistematik. Kedua
istilah itu tidak identik satu sama lain. Sistematik adalah ilmu keanekaragaman
makhluk hidup. Pendapat ini menganggap sistematik mempunyai cakupan yang lebih
luas dari pada taksonomi.[4]
Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan
adalah : Pengenalan (identifikasi) tumbuhan, baik yang sekarang ada maupun yang
hidup dalam perkembangan bumi dalam masa yang silam dan upaya untuk
menggolongkan (mengklasifikasi) dalam suatu sistem, yang di satu pihak sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu memberikan gambaran hubungan
kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain,
dan di lain pihak memenuhi kebutuhan yang praktis yang berupa ikhtisar ringkas
dunia tumbuhan.[5]
2.2
Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi adalah suatu cara yang sistematis dalam
mempelajari suatu obyek yang memperlihatkan persamaan dan perbedaan suatu ciri
dan sifat yang tampak. Dalam klasifikasi diperlukan metode penamaan , yaitu
Binomial Nomenclature, yaitu pemberian nama makhluk hidup dengan dua kata yang
dikenalkan oleh Carolus Linnaeus.
Syarat pemberian nama ilmiah yaitu dengan :
a.
Terdiri atas dua
kata dalam bahasa Latin atau yang dilatinkan.
b.
Kata pertama
merupakan nama genus, huruf pertama harus huruf kapital.
c.
Kata kedua
merupakan petunjuk spesies yang ditulis dengan huruf kecil.
d.
Penulisan spesies
digarisbawahi atau dicetak miring.
Contoh : Zea
mays atau Zea mays.[6]
Kaidah-kaidah klasifikasi yang
telah dirintis oleh C. Linnaeus sebagai bapak klasifikasi taksonomik antara
lain :
a. Klasifikasi berdasar ciri-ciri yang ada pada obyek
(naturalistic).
b. Klasifikasi dilakukan menurut kesamaan dan perbedaan ciri
yang ada pada obyek.
c. Klasifikasi taksonomik dijabarkan dalam 7 takson
(tataran/hierakhis), meliputi species- genus- famili-ordo- kelas- divisi-
kingdom.
d. Nomenklatur untuk takson jenis (species) secara binomial.
e. Menggunakan bahasa Latin dan cara klasifikasi adalah
dikotomis.[7]
2.2.1
Takson, Kategori
dan Konsep-Konsep Lain dalam Taksonomi Tumbuhan
a)
Takson dan Kategori
Dalam Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan, bahwa yang dimaksud dengan istilah Takson
adalah setiap golongan (unit) taksonomi tingkat yang mana pun. Ada 7 takson
yang utama yang berturut-turut dari bawah ke atas disebut dengan istilah :
jenis (species), marga (genus), suku (familia), bangsa (ordo), kelas (classis),
divisi (divisio), dan dunia (regnum). Istilah tersebut merupaka istilah untuk
menunujukkan takson menurut tingkatnya, yang dalam taksonomi disebut pula
dengan istilah kategori.[8]
b)
Takson (unit) dalam
Taksonomi Tumbuhan
Takson jenis (species) adalah merupakan
unit dasar dalam sistem taksonomi tumbuhan. Suatu jenis adalah kelompok
populasi alami yang dapat saling mengawini dan secara produktif terasing dari
kelompok serupa yang lain.
c) Tingkat-tingkat
takson (kategori) di bawah jenis
Dalam suatu jenis dapat dibedakan
beberapa kategori yang berturut-turut disebut dengan istilah: anak jenis
(subspecies), varietas (varietas), anak varietas (subvarietas), forma (forma)
dan anak forma (subforma).
Pada dasarnya setiap
kategori infraspesifik (di bawah tingkat jenis) adalah suatu varian jenis,
dalam arti merupakan suatu kelompok dalam populasi jenis yang mempunyai
ciri-ciri karena itu dapat dipilah menjadi kelompok yang terpisahkan dari
populasi jenis itu.
Dalam kepustakaan
mengenai taksonomi tumbuhan untuk konsep anak jenis terdapat beberapa batasan
yang menunjukkan adanya beda mengenai pangkal tolak yang dijadikan dasar
pemikiran untuk menentukan yang dimaksud didapat dianggap sebagai jenis ukuran
kecil yang terpisahkan oleh ciri-ciri yang digunakan untuk menentukan lain-lain
jenis dalam marga yang sama, bahwa anak jenis itu merupakan variasi morfologi
suatu jenis yang mempunyai daerah distribusi di dalamnya termasuk unsur-unsur
dengan ciri-ciri morfologi, geografi dan
ekologi tertentu yang memberikan pembenaran untuk dipisahkan dari sisa populasi
dalam suatu jenis.[9]
Varietas merupakan varian morfologi
suatu jenis tanpa mengaitkan dengan masalah distribusinya, mempunyai daerah distribusi tertentu dan menempati daerah distribusi yang
sama. Istilah forma digunakan untuk menempatkan variasi dalam jenis yang tak
begitu penting. Variasi yang dimaksud menyangkut misalnya warna mahkota bunga,
warna buah, tanggapan terhadap habitat tertentu. Sementara ahli ilmu tumbuhan
berpendapat, bahwa ke dalam suatu forma dapat dimasukkan setiap varian yang
kadangkala terjadi dalam populasi suatu jenis tanpa memperhatikan besarnya
derajat penyimpangan dan konsistensinya.[10]
d) Tingkat-tingkat takson di atas jenis
Tingkatan takson di atas jenis adalah marga (genus), suku
(familia), bangsa (ordo), kelas (classis), divisi (divisio), dan dunia
(regnum). Suatu marga terdiri atas jenis-jenis yang satu sama lain menunjukkan
kesamaan yang lebih banyak dari pada jenis-jenis yang menjadi komponen marga
lain dalam suku yang sama.
Pada umumnya suku terdiri atas anggota-anggota yang
berasal dari nenek moyang yang sama, jadi mempunyai warga yang bersifat
monofiletik. Suku merupakan suatu kategori yang ukurannya sangat kecil hanya
terdiri atas satu marga dan beberapa jenis saja, ada yang sangat besar terdiri
atas satu marga dan ratusan jenis atau bahkan lebih besar lagi.
Beberapa spesies atau jenis yang berkerabat dekat dapat
dikelompokkan ke dalam takson
Familia (suku). Familia
yang berkerabat dekat
membentuk Ordo (bangsa), dan Ordo-ordo
yang berkerabat dekat dikelompokkan ke
dalan Classis (kelas). Kelas-kelas
yang berkerabat dikelompokkan ke dalam Phylum (Filum) untuk hewan, pada tumbuhan
disebut Divisio atau Divisi. Semua Filum dan atau Divisi yang berkerabat membentuk
Kingdom atau kerajaan. Dengan cara demikian
maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan takson. Semakin tinggi
kedudukan suatu takson maka semakin sedikit persamaan cirri tetapi semakin banyak
jumlah anggotanya. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan takson, semakin banyak
persamaan ciri, tetapi jumlah anggotanya sedikit.[11]
Satu suku atau lebih dapat memebntuk suatu kategori yang
lebih tinggi yaitu bangsa (ordo). Sebagai unit yang lebih besar dari pada suku,
suatu bangsa merupakan kategori yang semakin sukar untuk dikenali sebagai unit
yang bersifat natural, namun unit klasifikasi tetap memperlihatkan keseragaman
dalam sifat-sifat tertentu yang sering kali sangat karakteristik untuk seluruh
warga bangsa itu, sehingga bangsa itu kerap kali diberi nama sesuai dengan ciri
khas yang dimiliki seluruh warganya.[12]
Kategori
yang lebih tinggi daripada bangsa adalah kelas (classis). Suatu kelas terdiri
atas sejumlah bangsa, dan karena merupakan takson yang besar lebih sukar lagi
untuk dilihat sebagai suatu unit yang bersifat natural. Setingkat lebih tinggi
lagi adalah devisi (devisio) yang terdiri atas sejumlah kelas dan seluruh
warganya menunjukkan ciri morfologi atau organ yang sama atau mempunyai cara
reproduksi yang sama.
Konsep
dunia (regnum) digunakan untuk menunjukkan keseluruhan tumbuhan atau
keseluruhan hewan yang masing-masing disebut sebagai dunia tumbuhan (regnum
plantarum) dan dunia hewan (regnum animale).[13]
2.2.2 Identifikasi
dan Sistem Identifikasi
Selain mengadakan penggolongan atau
klasifikasi, tugas utama taksonomi lainnya yang penting ialah pengenalan atau
identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau
menetapkan identitas suatu tumbuhan, atau menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Untuk istilah identifikasi
sering juga digunakan istilah determinasi atau penentuan.
Setiap orang yang akan mengidentifikasi
suatu tumbuhan selalu menghadapi dua kemungkinan :
a) Tumbuhan
yang akan diidentifikasi itu belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, jadi
belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan tersebut
berturut-turut dimasukkan dalam kategori yang mana.
b) Tumbuhan
yang akan diidentifikasi itu sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, sudah
ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.[14]
(1) Identifikasi
Tumbuhan yang Belum Dikenal oleh Dunia Ilmu Pengetahuan
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan
atas spesimen (bahan) yang riil, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau
dalam tempat yang berisi cairan pengawet, misalnya alkoholatau formalin.
Spesimen yang belum dikenal melaui stud yang seksama kemudian dibuatkan
deskripsinya disamping gambar-gambar yang terperinci mengenai bagian-bagian
tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya, yang atas dasar hasil studi
kemudian ditetapkan spesimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan
dimasukkan dalam kategori yang mana (marga, suku, bangsa, kelas dan divisi).
(2) Identifikasi Tumbuhan yang Telah Dikenal oleh Dunia Ilmu
Pengetahuan
Untuk identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal, tetapi telah dikenal
oleh ilmu pengetahuan, beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a)
Menanyakan
identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seseorang yang diaggap ahli.
b)
Mencocokkan dengan
spesimen herbarium yang telah diidentifikasi.
c)
Mencocokkan dengan
deskripsi dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi.
d)
Penggunaan kunci
identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
e)
Penggunaan lembar
identifikasi jenis.[15]
2.2.3
Tata Nama Tumbuhan
Pada mulanya tentu nama yang
diberikan kepada tumbuhan itu adalah nama bahasa induk orang yang memberi nama.
Dengan demikian satu jenis tumbuhan dapat memepunyai nama yang berbeda-beda
sesuai dengan bahasa oang yang memberikannya, dalam taksonomitumbuhan disebut
nama biasa. Dengan semakin berkembangnya ilmu taksonomi tumbuhan kemudian
dikenal nama ilmiah.
Lahirnya nama ilmiah disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu :
a) Beranekaragamnya nama
biasa, berarti
tidak adanya kemungkinan nama itu diberlakukan secara umum untuk dunia
internasional, mengingat adanya perbedaan dalam setiap bahasa yang digunakan
sehingga tidak mungkin
dimengerti oleh semua bangsa.
b) Beranekaragamnya nama
dalam arti ada yang pendek, ada yang panjang bahkan ada yang panjang sekali.
Nama-nama itu diberikan kepada tumbuhan tanpa adanya indikasi nama-nama tadi
dimaksud sebagai nama jenis, nama marga, atau nama kategori takson yang lain.
c) Banyaknya
sinonim (dua nama atau lebih) untuk satu macam tumbuhan dan homonim untuk
beberapa macam tumbuhan.
d) Sukarnya
untuk diterima oleh dunia internasional, bila salah satu bahasa yang sekarang
masih dipakai sehari-hari dipilih sebagai bahasa untuk nama-nama ilmiah.
Sampai sekarang Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan masih mensyaratkan agar dalam publikasi asli
untuk memperkenalkan takson baru bukan hanya nama takson baru yang pertama kali
diperkenalkan itu ditulis dalam bahasa Latin tetapi juga deskripsi atau
sekurang-kurangnya takson yang bersangkutan pun harus ditulis dalam bahasa Latin.[16]
2.2.4 Sistematika
Tumbuhan
Tumbuhan dibagi menjadi 5 divisi, yaitu :
a) Tumbuhan
Belah (Schizophyta)
Schizophyta berasal
dari bahasa latin Schizein (membelah)
dan Phyton (tumbuhan). Kelompok ini
mempunyai ciri khas, seluruh warganya adalah berkembang biak dengan membelah
diri, tubuh hanya terdiri atas sebuah sel saja, protoplas belum teridentifikasi
dengan jelas, sehingga tampak nyata.
Tumbuahan belah dibagi
dalam 2 kelas, yaitu:
(1) Bakteri
(bacteria atau Schizomycetes)
(2) Ganggang biru, ganggang belah atau ganggang lendir
(Cyaopyceae, Schizophyceae, atau Myxophyceae)
b)
Tumbuhan Talus
(Thallophyta)
Divisi ini meliputi tumbuhan dengan cri utama tubuh yang
berbentuk talus. Yang disebut talus ialah tubuh tumbuhan yang belum dapat
dibedakan dalam 3 bagian utamanya, yaitu akar, batang dan daun.
Perkembangbiakkan terjadi dengan cara vegetatif atau aseksual dan generatif
atau seksual.
c)
Tumbuhan lumut
(Bryophyta)
Semua tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi
dari pada Thallophyta pada umumnya
mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan
plastida yang mengandung klorofil-a dan b.
Pada bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium
dan arkegonium, demikian pula sporangiumnya, selalu terdiri atas banyak sel.
Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam Bryophyta terdapat kesamaan bentuk dan
susunan gametangiumnya.[17]
d)
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah
jelas mempunya kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga
bagian pokoknya, yaitu, akar, batang dan daun. Bunga belum ada, sporofil
kadang-kadang terangkai pada ujung-ujung batang dan cabang. Namun demikian,
pada umbuhan paku belum dihasilkan biji. Alat perkembangbiakkan tumbuhan
pakuyang utama adalah spora.
e)
Tumbuhan Biji
(Spermatophyta)
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya
suatu organ yang berupa biji. Tubuhnya jelas
dapat dibedakan dalam akar, batang dan daun. Daun tergolong dalam tipe makrofil
dengan bentuk dan susunan tulang-tulang yang beranekaragam. Akar tumbuha dari
kutub akar. Sporofil terangkai sebagai strobilus atau bunga.[18]
2.3 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi bertujuan untuk
mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan
perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk
menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan
mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan
tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga
memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu.[19]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman spesies makhluk
sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk
hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal
dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan
antar organisme
Taksonomi merupakan
salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan tumbuhan. Urutan Takson dalam Klasifikasi pada Tumbuhan yaitu : Kingdom (Dunia)-
Divisio (divisi)- Classis (Kelas)- Ordo (Bangsa)- Familia (Suku)- Genus
(Marga)- Species (Spesies).
3.3 Saran
Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk
melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang
sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Falahudin, Irham dkk. 2014. Biologi Dasar. Palembang : Excellent Publishing Palembang.
Falahudin, Irham. 2015. Panduan Praktikum Biologi Umum.
Palembang : Universitas Islam Negeri Raden Fatah.
Islamiatun. 2013. Bintang Kelas : Kuasai Materi Biologi.
Yogyakarta : Cabe Rawit.
Mulyani,
Sri. 2006. Botani Umum 3. Yogyakarta
: Kanisius.
Rifai, M. A. 1976. Sendi-sendi Botani Sistematika.
Bogor : Lembaga Biologi Nasional-LIPI.
Susilowarno, Gunawan dkk. 2007. Biologi. Jakarta: PT. Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar