BOTANI
Morfologi
dan Anatomi Bunga Tumbuhan
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1.
Evi Nurjanah (1512220005)
2.
Megawati (1522220039)
3.
Julia Afifah (1522220035)
Dosen Pembimbing:
Riri Novita S, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu
tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat,
hingga bidang-bidang ilmu pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang
ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri
sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah
mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian berkembang
pesat hingga menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan morfologi dalam
atau anatomi tumbuhan.
Bunga
merupakan organ generatif yang penting dalam kaitannya dengan reproduksi
tanaman berbunga (spermatophyta). Ada hal yang mendasar, yaitu biologi bunga.
Biologi bunga yang mencakup struktur komponen bunga, kelengkapan komponen serta
fungsi masing-masing komponen, menentukan proses pembentukan buah dan biji
tanaman. Ketidaknormalan struktur komponen tersebut, baik morfologi, fisiologi
maupun genetik, dapat berakibat kurang efektif dan kurang berfungsinya
penyerbukan dan pembuahan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana struktur dan bagian-bagian bunga
pada tumbuhan?
2.
Apa saja jenis-jenis bunga?
3.
Bagaimana cara penyerbukan bunga?
1.3 Tujuan
Agar mengetahui struktur bunga,
bagian-bagian bunga, macam-macam jenis kelamin bunga, dan cara penyerbukan
bunga.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk,
warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu,
bunga ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan
pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat
pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat yang
merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan, pada umumnya bunga mempunyai warna menarik, berbau harum,
bentuknya bermacam-macam, dan biasanya mengandung madu.
Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu biasanya batangnya
lalu terhenti pertumbuhannya, merupakan tangkai dan dasar bunga sedangkan
daun-daunnya sebagian tetap bersifat seperti daun hanya bentuk dan warnanya
berubah dan sebagian lagi mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian yang
memainkan peranan dalam peristiwa yang akhirnya akan menghasilkan calon
individu baru.
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan angiospermae. Bunga
dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif
setelah dirangsang oleh faktor – faktor internal dan eksternal untuk keperluan
itu. dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan.
Berdasarkan jumlah bunga yang terdapat pada tumbuhan
dikenal dengan istilah tanaman berbunga tunggal (planta uniflora) dan berbunga banyak (planta multiflora). Bunga tunggal artinya pada satu tangkai bunga (receptaculum) hanya terdapat satu unit
bunga. Sebaliknya dikatakan bunga majemuk apabila pada satu tangkai bunga
terdapat cukup banyak kuntum bunga. Masing-masing individu bunga dalam bunga
majemuk tersebut dinamakan anak bunga (floret).
Contoh: coklat (Zephyranthus rosea Lindl)
dan kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz). Bunga majemuk membentuk suatu rangkaian bunga yang
cukup besar dan bervariasi bentuknya, ada yang bulat, lonjong atau menyerupai
kerucut. Tanaman mangga (Mangifera indica
L), salak (Salacca zalacca),
kelapa (Cocos nucifera), tebu (Saccharum officinarum L) dan sebagainya
adalah tanaman berbunga majemuk.
Berdasarkan kelengkapan komponen bunga, Halfacre dan
Burden (1979) membagi bunga menjadi dua, yaitu tipe bunga lengkap dan tipe
bunga kurang lengkap. Bunga dikatakan lengkap apabila komponen bunga terdiri
atas sekurang-kurangnya 4 bagian penting, yaitu kelopak bunga (sepal), mahkota bunga (petal), kepala sari (anthera) dan kepala putik (pistillum). Apabila komponen bunga
kurang memiliki kelengkapan tersebut, dinamakan bunga kurang sempurna. Contoh
bunga sempurna dalah sawi, lombok, terong, advokat, jeruk dan sebagainya.
Sedangkan salak, vanili dan kelapa sawit merupakan jenis tanaman berbunga
kurang sempurna. Bunga kurang sempurna atau tidak sempurna ada kalanya tidak
memiliki kelamin jantan, dalam hal seperti ini tanaman tersebut dinamakan
berbunga betina atau pistillate. Sebaliknya, apabila hanya kelamin jantan yang
ada, alat kelamin betina tidak ada, dinamakan tanaman jantan atau staminate.
Di tinjau dari keberadaan alat kelaminnya dibedakan
bunga berumah satu (monoecus),
berumah dua (dioecus) dan gabungan
antaraa monoecus-dioecus yang disebut poligam (polygamus). Padi (Oriza
sativa L.), jagung (Zea mays L.) merupakan
tanaman berumah satu, karena alat kelamin jantan betinanya terdapat pada satu
tanaman. Salak (Salacca zalacca),
kurma (Phoenix dactylivera), kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
merupakan tanaman berumah dua, karena dalam satu tanaman ini hanya mempunyai
satu alat kelamin jantan atau betina. Dalam hal tanaman pepaya (Carica papaya) mewakili golongan poligam
karena tanaman ini mempunyai alat kelamin jantan, alat kelamin betina, atau
gabungan jantan-betina dalam satu pohon.
2.2 Struktur bunga
Bentuk, warna, ukuran, dan morfologi bunga adalah
macam-macam, tergantung pada jenis maupun spesies tanaman. Namun demikian, pada
prinsipnya struktur bunga adalah sama, hanya saja peran fungsinya ataupun
kelengkapan komponen bunga adakalanya telah mengalami modifikasi menurut
kondisi tanaman itu sendiri.
Pada Angiospermae (Anthophyta), alat kelamin jantan
dan betina terdapat dalam bunga, sedangkan pada Gymnospermae kelaminnya
terdapat di dalam stobilus. Bunga pada Angiospermae memiliki bagian berupa
kelopak bunga, benang sari, dan putik, sedangkan benang sari dan putik
merupakan alat kelamin bunga.
a) Perhiasan
bunga
1) Kelopak
bunga
Setiap jenis tanaman mempunyai jumlah daun kelopak
bunga yang berbeda-beda, biasanya jumlah tersebut adalah kelipatan 3. Individu
daun kelopak bunga ini bersatu padu dalam mendukung duduknya bakal buah pada
dasar bunga (whorl). Paduan daun
kelopak bunga disebut calyx atau sepalum. Kelopak bunga terletak pada
lingkaran luar bunga, umumnya berwarna hijau, dengan demikian dapat membantu penyelenggaraan
proses fotosintesis.
2) Mahkota
Bunga
Mahkota bunga disebut juga tajuk bunga (corolla)Mahkota bunga merupakan komponen
bunga yang paling menarik, bemacam-macam warnanya. Karena penampilannya yang
menarik, mahkota bunga secara tidak langsung dan alami mampu menarik perhatian
serangga yang dapat membantu proses penyerbukan. Mahkota bunga juga sebagai
pelindung benang sari dan putik, dan sebagai tempat hinggap serangga yang akan
menghisap madu. Seperti halnya kelopak bunga, jumlah daun mahkota bunga pun
berbeda bagi setiap jenis tanaman. Rangkaian daun mahkota bunga ini disebut petalum. Gabungan antara kelopak dan
mahkota bunga disebut perianthium
(perhiasan bunga).
3) Tenda
Bunga
Beberapa
bunga memiliki kelopak dan mahkota yang memiliki bentuk bentuk dan warna yang
sama, sehingga sukar dibedakan, struktur seperti ini dinamakan tenda bunga.
Setiap tenda bunga terdiri dari daun-daun tenda bunga (tepala). Satu daun tenda
bunga disebut tepala. Jadi tenda
bunga merupakan kumpulan dari daun-daun tenda bunga, dengan kata lain tediri
dari banyak daun tenda bunga yang disebut tepalae.
Daun-daun tenda bunga ada yang berlekatan dan ada
yang tidak berlekatan. Daun tenda bunga dibedakan menjadi dua, yaitu yang
menyerupai kelopak, jika berwarna kehijauan, seperti pada familia Palmae dan yang menyerupai mahkota. Jika
berwarna-warni dengan bentuk yang menarik, seperti pada familia Liliacea.
b)
Alat Kelamin Bunga
1) Benang
Sari
Benang sari
terdiri dari kepala sari (antera) dan
tangkai sari (filamen). Kepala sari
terdiri dari dua kotak sari (teka).
Tiap-tiap kotak sari terdiri dua kantong sari (lokulus). Dengan demikian, 1 kepala sari memiliki 4 kantong sari.
Serbuk sari terbentuk di dalam kantong sari dan jika telah masak, kepala sari
pecah dan serbuk sari keluar.
Benang sari pada beberapa jenis bunga tidak sama
panjang. Misalnya bunga kemangi (Ocimum
basilicum) mempunyai 4 benang sari: 2 benang sari panjang dan dua benag
sari pendek.
2) Putik
Putik terletak
pada lingkaran terdalam dari bunga dan dikelilingi oleh benang sari.
Bagian-bagian putik adalah kepala putik (stigma),
tangkai putik (stilus), dan bakal
buah (ovarium). Bakal buah terletak
paling dekat dengan dasar bunga (reseptakulum).
Bakal buah
berisi satu atau lebih bakal biji (ovulus).
Di dalam bakal biji terdapat kandung lembaga yang berisi beberapa sel. Salah
satu sel di antara kandung lembaga itu adalah sel telur, yang intinya akan
dibuahi oleh inti sperma. Setelah terjadi pembuahan, dinding bakal buah akan
menjadi kulit buah, dan bakal biji akan berkembang menjadi biji.
Selain bagian-bagian bunga yang telah dijelaskan,
ada bagian lain dari bunga, yaitu daun pelindung atau brakte (bractea). Brakte ada yang berfungsi
sebagai penarik perhatian serangga penyerbuk. Misalnya pada bunga bugenvil.
2.3 Jenis-jenis Bunga
Bunga dapat dikelompokkan berdasarkan kelengkapan
bagian bunga atau berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga.
a.
Bunga Lengkap
Bunga
disebut bunga lengkap jika bunga mempunyai kelopak, mahkota, benang sari, dan
putik. Misalnya bung sepatu, cabai, kecubung, mawar, melati, dan jeruk. Bunga
lengkap pasti memiliki dua macam alat kelamin. Oleh karena itu disebut dengan
bunga berkelamin ganda (biseksual, hermafrodit).
b.
Bunga Tidak Lengkap
Bunga
disebut sebagai bunga tidak lengkap jika tidak mempunyai salah satu atau
beberapa bagian bunga, baik perhiasan maupun alat kelamin bunga. Bunga tidak lengkap
dibedakan menjadi 2 macam:
1) Perhiasan
bunga tidak lengkap, karena tidak memiliki kelopak atau mahkota. Bunga yang
tidak memiiki perhiasan bunga disebut dengan bunga gundul.
2) Alat
kelamin tidak lengkap, jika bunga hanya mempunyai salah satu alat kelamin
disebut bunga berkelamin tunggal (uniseksual), terdiri dari bunga jantan atau
bunga betina. Misalnya bunga pare, waluh, mentimun, dan salak. Jika bunga tidak
memiliki alat kelamin disebut bunga mandul (bunga tidak berkelamin), misalnya
bunga pita pada bunga matahari.
c.
Bunga Sempurna
Bunga
dikatakan bunga sempurna jika mempunyai dua alat kelamin, yaitu benng sari dan
putik. Perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota tidak selalu harus ada pada
bunga sempurna.
d.
Bunga Tidak Sempurna
Bunga
dikatakan sebagai bunga tidak sempurna jika hanya mempunyai salah satu macam
alat kelamin, benang sari saja atau putik saja.
2.4
Bunga Majemuk
Bila daun majemuk terdiri dari banyak helaian daun
dalam stu tangkai bunga, bunga majemuk juga merupakan kumpulan beberapa bunga tunggal
dalam satu tangkai bunga.
1) Struktur
bunga majemuk
Struktur bunga majemuk
terdiri dari
a. Bagian
– bagian yang tediri dari batang atau cabang
Stuktur
ini meliputi ibu tangkai bunga (pedumcellus). Ibu tangkai bunga merupakan
terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk. Ibu tangkai bunga
dapat bercabang, atau sama sekali tidak bercabang. Selain ibu tangkai bunga ada
juga tangkai bunga (pedicellus), yaitu tangkai ibu tangkai yang mendukung
bunganya. Struktur yang ketiga adalah dasar bunga (receptacellus), yaitu ujung
tangkai yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
b. Bagian-bagian
yang bersifat seperti daun
Struktur
ini meliputi daun-daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), seludang
bunga (spatha), daun-daun pembalut (bractea involocrium), kelopak tambahan
(epicalyx), daun-daun kelopak (sepalae), daun-daun mahkota (pertalae), dan
daun-daun tenda bunga (tepalae).
Daun-daun
pelindung (bractea) adalah struktur serupa daun yang dari ketiaknya muncul
cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
Daun
tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai
yang letaknya tegak lurus pada bidang medium, sedangkan pada tumbuhan Monocotyledonae hanya terdapat satu daun
tangkai dan letaknya didalam bidang medium, dibagian atas tangkai bunga.
Daun
pelindung (bractea dan braceale) bisa
bervariasi bentuknya mula dari bentuk biasa sebagaimana bentuk daun normal.
Bunga majemuk dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas
disebut braceale. Bunga majemuk dengan daun tipe braceale dapat ditemukan pada
tumbuhan Pedicularis.
Ada
juga daun majemuk yang tidak memiliki daun pelindung. Bunga seperti ini disebut
ebracteate. Tumbuhan dengan ebracteate dapat ditemukan pada Wisteria sinensis.
Tipe
terakhir adalah bunga majemuk yang mempunyai daun-daun pelindung yang sangat
besar. Hampir tidak dapat dibedakan dengan daun normal. Tipe seperti ini
disebut frondose. Bunga dengan tipe ini dapat ditemukan pada Aristolochia
clematitis.
Seludang
bunga (spatha) adalah daun pelindung besar, yang sering kali menyelubungi
seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Misalnya pada bunga kelapa (Cocus
nucifera). Sedangkan daun-daun pembalut (bractea involucrium) adalah sejumlah
daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya pada bunga
matahari (Helianthas annusis).
Kelopak
tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau.
Tersusun dalam suati lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada
bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), kapas (Gossypium sp), rosela
(Hibiscus sabdariffa), waru (Hibiscus tiliaceus).
Daun-daun
kelopak merupakan daun-daun penyusun kelopak bunga, biasanya berwarna hijau.
Sedangkan daun-daun mahkota atau daun tajuk merupakan daun-daun penyususn
mahkota bunga(corolla), biasanya berwarna-warni. Daun-daun tenda bunga (tepalar) adalah daun-daunpenyusun tenda
bunga, jika kelopak dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan karena memiliki
bentuk dan warna yang sama.
c. Organ
Reproduktif
Seperti
hanya dengan bunga tunggal, pada bunga majemuk juga ditemukan organ reproduktif
yang terletak pada setiap 1 tangkai bunga penyusun bunga majemuk tersebut.
Organ reproduktif itu adalah benang-benang sari dan putik.
2) Jenis-jenis
Bunga Majemuk
Sama
seperti daun dan batang, bunga majemuk juga melakukan pertumbuhan. Berdasarkan
tipe pertumbuhannya bunga majemuk dibedakan menjadi bunga mejemuk tak terbatas,
bunga majemuk terbatas dan majemuk campuran.
a. Bunga
majemuk tak terbatas
Inflorescentia
racemosis, Inflorescentia botryoides atau Inflorescentia centri-petala
diberikan oleh ibu tangkai yang tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda
semakin dekat dengan ibu tangkai). Ciri lainnya adalah jika mekar
berturut-turut dari bawah keatas. Jika dilihat dari atas nampak bunga mulai
mekar dari pinggir dan yang terakhir mekar adalah bunga yang menutup ibu
tangkainya, sehingga dinamakan inflorescentia centri petala. Bunga majemuk tak
berbatas dapat dibedakan berdasarkan keadaan ibu tangkai nya. Bila ibu
tangkainya tidak bercabang-cabang, maka bunga majemuk dapat berbentuk tandan,
bulir, untai, tongkol, payung, cawan, bongkol, atau periuk.
Bunga
majemuk tandan, jika tangkai bunga nyata, dengan kata lain satu tangkai bunga
mendukung satu bunga saja diujung.
Bunga
majemuk berbentuk bulir pada dasarnya mirip seperti bunga majemuk tandan tetapi
bunga tidak berangkai. Bunga berbentuk untai seperti bentuk bulir tetapi ibu
tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal.
Bunga tongkol berbentuk seperti bulir tetapi
ibu tangkai besar, tebal dan seringkali berdaging. Pada bunga tongkol sering
terdapat seludang bunga yang indah dan menarik warnanya, yang selain berguna
untuk menarik serangga. Juga sebagai perangkap bagi serangga yang mengunjungi
bunga ini.
Bunga
payung dapat dilihat dari ujung ibu tangkai yang mengeluarkan cabang-cabang
yang sama panjangnya. Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada
pangkalnya. Karena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan
pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut.
Bunga
cawan merupakan suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan
merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan.
Bunga
bongkol merupakan bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa
daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga
keseluruhannya berbentuk seperti bola.
Bunga
periuk dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu bunga dengan ujung ibu tangkai
menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada. Sedangkan bunga-bunganya
terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk
bulat atau silinder. Bentuk kedua dari bunga periuk adalah jika ujung ibu
tangkai menebal, berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga
bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi.
Bunga
majemuk tak terbatas yng memiliki ibu tangkai yang bercabang-cabang, dapat
dibedakan menjadi bunga malai, malai rata, payung majemuk, tongkol majemuk, dan
bulir majemuk.
Bunga
berbentuk malai, jika ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial,
demikian pula cabang-cabangnya sehingga suatu mulai dapat disamakan dengan
suatu tandan majemuk. Secara keseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk
sebagai kerucut atau limas.
b. Bunga
majemuk berbatas
Bunga
majemuk berbatas (inflorescentia cymosa)
dicirikan dengan ujung ibu tangkai yang selalu ditutup dengan suatu bunga,
sehingga ibu tangkainya mempunyai pertumbuhan yang terbatas.
Ibu
tangkai ini dapat bercabang-cabang, dan
cabang-cabang seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada
ujungnya. Bunga yang mekar terlebih dulu ialah bunga yang terdapat disumbu
pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah kepinggir (jika dilihat dari atas),
oleh sebab itu dinamakan inflorescentia
centrifaga.
Melihat
jumlah cabang pada ibu tangkai bunganya, bunga majemuk berbatas ini dibedakan
lagi dalam tiga tipe. Setiap tipe
dicirikan oleh keadeaan cabang-cabang ibu tangkai bunganya. Ketiga tipe
tersebut adalah bunga majemuk berbatas yang bersifat monochasial, dischasial, dan pleiochasial.
Pada
bunga yang bersifat monochasial, ibu
tangkainya hanya mempunyai satu cabang, walaupun ada juga yang lebih. Pada
bunga yang bersifat dischasial, dari
ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan. Biasanya terdapat pula tumbuhan
dengan bunga berbibir dari familia Labiatae.
Sedangkan pada bunga yang bersifat pleiochasial,
dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama
tingginya pada ibu tangkai tadi.
c. Bunga
majemuk campuran
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik
sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun tak berbatas.
2.5
Mikrosporagenesis dan Megagametogenesis
Sel pertama dari generasi gametofit betina pada
tumbuhan biji disebut megaspora,
sedangkan gametofit jantan disebut mikrospora.
Sebelum terjadi proses penyerbukan dan pembuahan masing-masing alat kelamin
jantan dan betina mengalami perubahan sifat, baik morfologi maupun sifat baka
(genetik). Setelah perubahan tersebut berakhir, dapat dikatakan bahwa kedua
alat kelamin jantan dan betina telah siap secara fisiologis untuk mengadakan
penggabungan. Proses perubahan sifat yang terjadi pada bagian alat kelamin
bunga jantan disebut mikrosporagenesis dan megagametogenesis pada alat kelamin
betina. Kedua proses tersebut terjadi pada Angiospermae dan Gymnospermae.
a) Mikrosporagenesis
Kepala sari mempunyai dua ruang yang masing-masing
ruang terdiri atas dua kotak spora. Dengan demikian terdapat 4 kotak spora
(microsporangia). Di dalam mikrospora ini terdapat banyak sekali sel tepung
sari, namun hanya beberapa sel tertentu saja yang berfungsi. Sel tersebut
sebagai sel induk. Sel induk spora ini mengalami pembelahan reduksi menjadi dua
dan selanjutnya (masing-masing) membelah ganda. Dengan cara ini mengubah jumlah
spora menjadi 4 atau yang disebut dalam bentuk tetrad. Masing-masing mikrospora
tersebut bersifat haploid (1 N). Selanjutnya, setiap mikrospora membelah diri
dan terbentuklah mikrogametofyta atau yang lebih dikenal dengan tepung sari
(pollen). Dalam tingkat terakhir ini tepung sari sudah masak secara fisiologi
dan siap untuk mengadakan persarian, yang ditandai dengan terbukanya lubang
kepala sari (theca), hingga tepung sari mudah terhambur.
b) Megagametogenesis
Pada bunga betina, kantung embrio merupakan komponen
yang berperan dalam proses pembentukan biji/buah. Pada bagian luar kantung
embrio ini terdapat lapisan sel atau sel pembungkus yang melindungi kantung
embrio. Lapisan tersebut dinamakan lapisan pembungkus (integumentum). Dalam
lapisan integumentum terdapat selapis sel yang disebut nuselus, yaitu suatu
lapisan sel yang pada suatu saat dapat bersifat meristematik. Sel nuselus ini
merupakan asal inisiasi proses megagametogenesis. Sel meristematik tersebut
dinamakan sel archespora. Sel ini tumbuh membesar dan terlihat sangat berbeda
dengan sel-sel yang ada disekitarnya.
2.6
Penyerbukan Bunga
Penyerbukan pada Angiospermae (tumbuhan biji
tertutup) adalah peristiwa menempelnya serbuk sari di kepala putik. Penyerbukan
pada Gymnospermae (biji terbuka) adalah peristiwa menempelnnya serbuk sari pada
mikropil (liang bakal biji). Serbuk sari dapat mencapai kepala putik dengan
perantara atau vektor penyerbukan.
Di tinjau dari sifat penyerbukannya, tumbuhan dapat
menyerbuk sendiri (autogamy; selfing),
menyerbuk tetangga (geitonogamy),
menyerbuk silang (allogamy; crossing)
dan menyerbuk bastar (hybridogamy).
Tanaman dikatakn meyerbuk sendiri apabila tepung sari yang hinggap pada kepala
putik berasal dari bunga itu sendiri. Kejadian ini merupakan hal biasa pada
tanaman berbunga sempurna. Tanaman dikatakan menyerbuk tetangga apabil tepung
sari yang mendarat pada kepala putik berasal dari tanaman sendiri. Dinalain
yang sejenis. Sedangkn bila pada penyerbukan melibatkan tepung sari dari
tanaman yang berbeda jenis maka dinamakan penyerbukan bastar. Penyerbukan
bastar terjadi apabila sekurang-kurangnya antara kedua induk mempunyai satu
sifat beda.
Adakalanya dalam kaasus tanaman menyerbuk sendiri
terjadi pada saat bunga belum membuka sempurna. Hal inilah yang menimbulkan
kesulitan dalam peristiwa persilangan. Kejadian tersebut dinamakan kleistogami,
misalnya pada tanaman ceplukan (Physalis
angulata L.) dan kacang polong (leguminosa).
Penyerbukan
dapat dibedakan berdasarkan macam perantaranya
dan berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh di kepala putik.
a. Penyerbukan
Berdasarkan Macam Perantaranya
1) Penyerbukan
dengan perantara angin (anemofili)
Ciri-ciri
tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan perantara angin adalah jumlah serbuk
sarinya banyak, ringan, kecil, lembut, kering, dan tidak berlekatan sehingga
mudah diterbangkan angin. Putiknya tidak tersembunyi dan panjang, kepala putik
berbentuk seperti bulu ayam atau benang. Bunga sering kali tidak mempunyai
perhiasan bunga, yaitu kelopak dan mahkota, atau memilikinya tetapi tereduksi
(mengecil). Tempat bunga tidak tersembunyi dan warna bunga tidak menarik.
Penyerbukan demikian misalnya pada tumbuhan kelapa dan jagung.
2) Penyerbukan
dengan perantara air (hidrofil)
Penyerbukan
dengan cara ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup di air, baik
yang hidup di air tawar maupun air laut. Contohnya pada tumbuhan Hydrilla verticillata.
3) Penyerbukan
dengan perantara hewan (zoodiofili)
Penyerbukan
dengan perantara hewan umumnya terjadi dengan bantuan serangga, burung,
kelelawar, dan siput.
a) Penyerbukan
dengan perantara serangga (entomofili)
Serbuk
sarinya berlendir, agar mudah melekat di tubuh serangga. Bunganya warna-warni
untuk menarik serangga. Baunya harum, terdapat kelenjar madu di dalamnya.
Putiknya tersembunyi dan berlendir. Kupu-kupu (Lepidoptera), lebah (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera),
dan lalat (Diptera) akan datang menghisap madu dan serbuk sari akan menempel di
tubuhnya. Ketika serangga tersebut hinggap di bunga lain yang sejenis, maka
terjadilah penyerbukan.
b) Penyerbukan
dengan perantara burung (ornitofili)
Burung
pun dapat menjadi perantara dalam penyerbukan. Misalnya kutilang, cucak rawa, dan
burung pengisap madu. Tumbuhan yang sering kali dikunjungi burung misalnya
pohon dadap dan pohon randu hutan.
c) Penyerbukan
dengan perantara kelelawar (kiropterofili)
Hewan
ini menjadi perantara penyerbukan terutama untuk pohon yang bunganya mekar pada
sore atau malam hari.
d) Penyerbukan
dengan perantara siput (malakofili)
Siput
dapat menjadi perantara penyerbukan pada bunga yang memiliki putik dan kotak
sari yang posisinya hampir atau sama tinggi, seperti pada bunga Rohdea japonica (Liliaceae) dan Araceae.
Siput akan merambat pada permukaan bunga, membawa serta serbuk sari yang
menempel di kakinya yang berlendir menuju putik.
4) Penyerbukan
dengan perantara manusia (antrofili)
Penyerbukan
juga dapat dilakukan dengan pertolongan manusia, misalnya pada salak dan
vanili. Hal ini disebabkan alat kelamin bunga tumbuhan tersebut letaknya
terpisah, ada bunga jantan saja dan ada pula bunga betina saja. Bunga jantan
yang penuh serbuk sari dipetik, kemudian ditempelkan di dekat bunga betina yang
sudah mask, sehingga terjadi penyerbukan.
b. Penyerbukan
Berdasarkan Asal Serbuk Sari yang Jatuh di Kepala Putik atau Mikropil
Berdasarkan
asal serbuk sari yang jatuh di kepala putik atau mikropil (liang bakal biji),
penyerbukan dapat dibedakan menjadi penyerbukan sendiri, penyerbukan tetangga,
penyerbukan silang, dan penyerbukan bastar.
1) Penyerbukan
sendiri (autogami)
Penyerbukan
sendiri adalah menempelnya serbuk sari dari bunga pada kepala putik bunga itu
sendiri. Penyerbukan sendiri tidak menghasilkan keturunan yang bervariasi.
2) Penyerbukan
tetangga (geitonogami)
Penyerbukan
tetangga ialah menempelnya serbuk sari dari satu bunga di kepala putik bunga
lain pada tumbuhan itu juga .
3) Penyerbukan
silang (allogami, xenogami)
Penyerbukan
silang (persilangan) ialah menempelnya serbuk sari dari satu bunga di kepala
putik bunga tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
Persilangan memungkinkan timbulnya variasi keturunan, karena perpaduan
sifat-sifat keturunan dari dua tumbuhan yang memiliki sifat beda.
4) Penyerbukan
bastar (hibridogami)
Penyerbukan
bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang
berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda (beda
kultivar atau varietas). Contohnya adalah sebagai berikut:
a) Bastar
antarkultivar (antar varietas), contohnya antara mangga golek dengan mangga
gadung.
b) Bastar
jenis (spesies), contohnya antara mangga (Mangifera
indica L.) dengan kweni (Mangifera
odorata Griff.).
c) Bastar
antarmarga (genus), contohnya antara cabai (Capsicum
annuum L.) dengan terong (Solanum
melongena).
Pembuahan adalah bersatunya inti sel sperma dengan
inti ovum. Pada tumbuhan biji, peristiwa ini berlangsung di dalam bakal biji.
Ada tumbuhan yang mengalami pembuahan tunggal, ada pula yang mengalami
pembuahan ganda.
Pembuahan atau fertilisasi pada tumbuhan biji
terbuka hanya terjadi satu kali. Endospermanya berasal dari jaringan gametofit
dan bersifat haploid. Sedangkan pada tumbuhan biji tertutup terjadi pembuahan
ganda: pertama, inti sperma I melebur dengan ovum, tumbuh menjadi lembaga;
kedua, inti sperma II melebur dengan inti kandung lembaga sekunder, tumbuh
menjadi kotiledon
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk,
warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Berdasarkan
jumlah bunga yang terdapat pada tumbuhan dikenal dengan istilah tanaman
berbunga tunggal (planta uniflora)
dan berbunga banyak (planta multiflora). Bagian-bagian
bunga antara lain kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Oleh karena
itu, bunga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan
pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ashari,
Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya.
Jakarta: Universitas Indonesia. (Hal. 43-50)
Gardner,
Franklin P, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia. (Hal.13-15)
Hidayat,
Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB. (Hal. 23-27)
Rosanti,
Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan.
Jakarta: Erlangga. (Hal. 344-350)
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga. (Hal.55-61)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar