HORMON TUMBUHAN
Oleh: Kelompok 10
1.
Ishmi
Khadijah (1512220007)
2.
Nazilah
(1512220015)
3.
Nella
Noviawati (1522220041)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk
hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses
kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya
penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai
penambahan volume tersebut. Proses pertumbuhan biasanya diikuti dengan
pertambahan berat tubuh. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan
pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan
dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan
apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.
Tumbuhan
juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti memanjangnya batang, akar
dan sebagainya.Pemekaran bunga, pemasakan buah adalah slaah satu perkembngan
yang dialami oleh tumbuhan.Pemekaran bunga dan pemasakan buah kalau kita teliti
lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai dengan lingkungan dan jenis pohon itu
sendiri. Kalau kita amati, pada saat musim-musim tertentu pertumbuhan bunga
sangat pesat dan begitu juga dengan pematangan buahnya. Sebenarnya apa yang
mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan atau pertumbuhan tunas-tunas baru
pada tumbuhan tersebut.
Oleh sebab
itu kita harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi pada
tumbuhan tersebut.Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu
pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Hormon pada Tumbuhan ?
2. Apa
saja jenis-jenis Hormon pada tumbuhan ?
3. Apa
saja faktor-faktor Hormon pada tumbuhan ?
4.
Bagaimana pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan dan perkembangan?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Hormon Tumbuhan
Hormon
(dari kata Yunani hormaein yang
berarti menggiatkan) pada khususnya dibentuk di suatu tempat, akan tetapi
menunaikan fungsinya di tempat lain. Pada tumbuhan tidak diketahui adanya
berjenis-jenis hormon seperti yang terdapat pada hewan dan manusia. Seperti
halnya dengan vitamin, susunan kimia homon-hormon itupun sangat beraneka ragam.
Hormon
adalah molekul sinyal yang dihasilkan dalam jumlah kecil oleh salah satu tubuh
organisme dan ditransfor kebagian-bagian yang lain, tempat hormon berkaitan ke
suatu reseptor spesifik dan memicu respons-respons di dalam sel-sel
jaringan-jaringan target.
Hormon
tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi
pemicu proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melaluo signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Dari sudut
pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan
diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon
tanaman telah diketahui berkaitan dengan rontoknya buah. Auksin dengan jumlah
besar diproduksi oleh biji muda dan terutama oleh endospermnya. June-drop
terjadi berkaitan dengan peningkatan tumbuhan embrio dan selanjutnya tidak
ditemukan adanya lapisan absisi pada buah yang mengandung konsentrasi auksin
tinggi.
Tumbuhan
tidak memiliki darah atau sistem sirkulasi untuk mentranspor molekul-molekul
sinyal serupa hormon. Kebanyakan ahli biologi tumbuhan memilih istilah yang
lebih luas, yaitu regulator pertumbuhan tumbuhan, untuk mendeskripsikan
senyawa-senyawa organik, alamiah maupun sintesis, yang mengontrol satu atau
lebih proses-prose fisiologi spesifik di dalam tumbuhan.
Tampaknya
setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan berada di bawah kontrol hormon hingga
tingkat tertentu. Satu jenis hormon tunggal dapat meregulasi proses-proses
selular dan perkembangan yang sangat beraneka ragam. Sebaliknya, hormon-hormon
ganda dapat mempengaruhi satu proses tunggal.
2.2
Macam-macam
Hormon pada Tumbuhan
1. Auksin
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk
memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil
(titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi
tidak aktif. Konsisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena
cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya
matahari. Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin
yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan,
dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung)
batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping). Bila tunas apikal
batang dipotong, tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun, peristiwa ini
disebut dominansi apikal.
Fungsi lain dari auksin adalah
merangsang kambium untuk membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas
dinding sel, membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama kali
dibentuk pada sel tumbuhan), menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun, serta
mampu membantu proses partenokarpi. Partenokarpi. Partenokarpi adalah proses
pembuahan tanpa penyerbukan.
Auksin digunakan untuk zat kimia apapun
yang mendorong pemenjangan koleotil, walaupun auksin memiliki fungsi ganda pada
tumbuhan berbunga. Auksin pada tumbuhan adalah asam indoleasetat, namun
sejumlah senyawa yang lain termasuk beberapa senyawa sintetik memiliki
aktivatis auksin. Auksin ditransfor secara langsung melalui jaringan parenkim
dari satu sel ke sel berikutnya.
Pemberian hormon auksin pada tumbuhan
akan menyebabkan terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral
(samping), dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar
menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan optimum.
a. Peran
auksin dalam pemanjangan sel
Salah satu fungsi utama auksin adalah
untuk merangsang pemanjangan sel didalam tunas-tunas muda yang sedang
berkembang. Meristem apikal dari suatu tunas adalah tempat utama sintesis
auksin. Hormon auksin merangsang pertumbuhan sel dengan berikatan ke suatu
reseptor didalam membran plasma. Auksin merangsang pertumbuhan hanya dalam
kisaran konsentrasi tertentu. Auksi juga mengubah ekskresi gen dengan cepat
sehingga menyebabkan sel-sel didaerah pemanjangan menghasilkan protein-protein
baru dalam waktu beberapa menit. Beberapa dari protein-protein ini adalah
faktor-faktor transkripsi berusia pendek yang mengaktivasi ekskresi-ekskresi
gen-gen yang lain. Untuk menjamin pertumbuhan setelah ledakan pertumbuhan awal
sel harus membuat lebih banyak sitoplasma dan materi dinding. Auksin juga
merangsang respons pertumbuhan.
b. Efek-efek
lain auksin
Selain merangsang pemanjangan sel selama
pertumbuhan primer, auksin memengaruhi pertumnuhan sekunder dengan meningkatkan
aktivitas kambium dan memengaruhi diferensiasi kambium.
2. Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang
berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Giberelin berpengaruh
terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang
pembentukan enzim amilase. Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang
terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa
merupakan sumber energi pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan
kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali.
Giberelin berfungsi merangsang aktivitas
kambium, menyebabkan bunga muncul pada suatu tanaman sebelum waktunya,
terjadinya buah yang tidak berbiji (partenokarpi), memperbanyak pembentukan
tunas dan menghilangkan dormansi, serta merangsang enzim amilase, serbuk sari,
dan bunga.
Giberelin juga berfungsi dalam proses
pembentukan biji, yaitu merangsang pembentukan serbuk sari, memperbesar ukuran
buah, meranngsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi biji.
Giberelin dengan konsentrasi rendah tidak merangsang pembentukan akar, tetapi
pada konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar.
Adanya khasiat giberelin :
a.
Menyebabkan tanaman
menghasilkan bunga sebelum waktunya.
b.
Menyebabkan terjadinya
buah dengan tidak diserbuki. Buah menjadi besar-besar dan tidak berbiji.
c.
Menyebabkan tanaman
yang kerdil menjadi tanaman raksasa dalam waktu singkat sekali.
d.
Menyebabkan tumbuhnya
biji dan tunas.
e.
Menyebabkan tinggi
tanaman menjadi 3 sampai 5 kali tingginya yang normal.
f.
Mempercepat tumbuhnya
sayur-sayuran.
3. Asam
traumalin
Hormon asam traumalin pertama kali
dipelajari oleh Haberland pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman
yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk
jaringan baru. Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di
dekt luka.
Asam traumalin merupakan hormon yang
berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan
jaringan. Jaringan akan membentuk kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi) pada
jaringan yang rusak.
4. Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang berperan
dalam pembelahan sel (sitokinesis). Sitokinin berfungsi merangsang pembentukan
akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat
dominansi apikal, mengatur pertumbuhan daun dan pucuk, memperbesar daun muda,
mengatur pembentukan bunga dan buah, menghambat proses penuaan dengan cara
merangsang proses serta transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke
daun.
Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan
pada tanaman tembakau dan disebut kinetin. Senyawa ini dibentuk pada bagian
akar dan ditransportasikan ke seluruh bagian sel tanaman tembakau. Senyawa
sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut zeatin.
5. Kalin
Kalin
merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis tumbuhan. Kalin
merupakan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan organ tumbuhan. Berdasarkan
organ yang dibentuk, kalin dikelompokkan sebagai berikut:
a. Rizokalin,
yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan akar.
b. Kaulokalin,
yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
c. Filokalin,
yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan daun
d. Autokalin,
yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.
6. Asam
absisat
Asam
absisat merupakan senyawa inhibator (penghambat) yang bekerja antagonis
(berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Asam absisat berperan dalam proses
penuaan dan gugunya daun. Hormon ini berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan
dari tekanan lingkunygan yang buruk, misalnya kekurangan air, dengan cara
dormansi. Kekurangan air akan menyebabkan peningkatan kadar hormon absisat di
sel penutup stomata. Akibatnya stomata akan tertutup dan transpirasi berkurang
sehingga keseimbangan air dapat terjaga.
Fungsi
hormon absisat, menghambat perkecambahan biji, mempengaruhi terjadinya dormansi
pada kuncup, menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel, membantu tumbuhan
dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik, dan memperpanjang
nasa dormansi umbi-umbian.
Fungsi lain asam
absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dormansi, tumbuhan
terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia akan
tumbuh lagi dan muncul tunas-tunas baru
Asam
absisat tidak lagi dianggap memiliki peran utama dalam dormansi kuncup atau
absisi daun, namun asam absisat sangat penting dalam fungsi-fungsi yang lain.
Asam absisat memperlambat pertumbuhan. Asam absisat seringkali bekerja
antagonis terhadap hormon-hormon pertumbuhan, dan rasio asam absisat terhadap
satu atau lebih hormon pertumbuhan menentukan hasil fisiologis akhir.
7. Etilen
Etilen berperan dalam
proses pematangan buah dan kerontokan daun. Apabila konsentrasi etilen sangat
tinggi dibandingkan hormon auksin dan giberelin, proses pembentukan batang,
akar, dan bunga dihambat oleh hormon ini. Namun bila bersama-sama dengan hormon
auksin, etilen merangsang proses pembentukan bunga. Senyawa etilen pada
tumbuhan ditemukan dalam fase gas. Banyak dimanfaatkan untuk mempercepat
pemasakan buah yang dipetik mentah/ mudah dengan proses pemeraman.
Tumbuhan
menghasilkan etilen sebagai respon terhadap berbagai perunahan lingkungan
seperti kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, dan infeksi. Etilen juga
dihasilkan selama pematangan buah dan kematian sel serta sebagai respons
terhadap auksin yang diberikan secara eksternal dalam kadar tinggi bahkan
banyak efek yang sebelumnya dinyatakan sebagai akibat auksin, misalnya
penghambatan pemanjangan akar mungkin disebabkab oleh oroduksi etilen yang
diinduksi auksin. Disini kita akan memusatkan perhatian pada 4 dari sekian
banyak efek etilen: respons terhadap perubahan mekanis, senesensia, absisi
daun, dan pematangan buah.
Fungsi
hormon etilen, mempercepat dalam pematangan buah, menyebabkan pertumbuhan batang
menjadi tebal dan kukuh, memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu,
mendukung terbentuknya bulu-bulu akar, induksi sel kelamin betina pada bunga,
merangsang terjadinya pemekaran bunga, dan mengakhiri masa dormansi.
2.3
Faktor-faktor
hormon pada tumbuhan
a. Faktor
Regulasi
Faktor
regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang
memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut ke lobus anterior kelenjar
pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor pelepas yang menyebabkan kelenjar
pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat yang dapat
menghentikan sekresi hormon tersebut.
b. Hormon
Antagonistik
Hormon antagonistik
merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan. Contohnya glukagon dan
insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon
untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas
memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.
2.4
Pengaruh
hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Senyawa kimia interseluler untuk pertama
kali ditemukan pada tumbuhan. Konsentrasi yang sangat rendah dari senyawa kimia
tertentu yang diproduksi oleh tanaman dapat menghambat pertumbuhan pada
berbagai macam sel-sel tumbuhan dan dapat mengendalikan perkembangan
bagian-bagian yang berbeda pada tumbuhan.
a. Hormon
sitokinin
Hormon sitokinin
berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan
sel, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan. Cara kerja hormon sitokinin
yaitu dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel
tanaman. Sitokinin juga dapat menunda penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara
mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel
tanaman.
b. Hormon
auksin
Auksin adalah zat yang di temukan pada
ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur
pembesaran sel dan menghambat pemanjangan sel di daerah belakang meristem
ujung. Hormon auksi adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.
Fungsi
dari hormon auksin adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan yaitu,
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu
dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengursngi jumlah biji
dan buah.
Cara kerja hormon
auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga menghambat protein tertentu
yang ada dimembran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion
H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang
hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian
memanjang akibat air masuk secara osmosis
c. Asam
absisat
Asam
absisat yang dihasilakan oleh kuncup menghambat pembelahan sel pada jaringan
meristem apikal dan pada kambium pembuluh sehingga menunda pertumbuhan primer
maupun sekunder. Asam absisat juga memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk
sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan.
Faktor
lingkungan mempengaruhi dormansi biji, tetapi pada tanaman absisat bertindak
sebagai penghambat utama perkecambahan.
Giberelin juga berperan dalam
perkecambahan biji pada banyak tanaman. Biji-biji yang membutuhkan kondisi
lingkungan khusus untuk berkecambah seperti suhu rendah akan segera berkecambah
apabila disemprot dengan giberelin. Giberelin yang terdapat didalam biji
merupakan penghubung antara lingkungan dan proses metabolik yang menyebabkan
pertumbuhan embrio.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa, hormon tumbuhan merupakan bagian dari
sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan atau
dikenal juga dengan fitohormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara
(nutrien). Macam-macam hormon pada tumbuhan antara lain adalah: auksin, sitokinin,
giberelin, etilen, asam absisat, dan asam traumalin. Selain faktor eksternal
dan faktor internal yaitu hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryulina,
Diyah. 2006. Biologi. Jakarta: Esis
(hlm. 4-6)
Ashari,
Sumeru. 1998. Pengantar Biologi
Reproduksi Tanaman. Jakarta: PT Rineka Cipta (hlm. 90)
Campbell.
2008. Biology. Jakarta: Erlangga
(hlm.413-422)
Dwidjoseputro.
2003. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Universitas Terbuka (hlm.182-190)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar