Jumat, 05 April 2019

HORMON TUMBUHAN


HORMON TUMBUHAN




Oleh: Kelompok 10
1.        Ishmi Khadijah (1512220007)
2.        Nazilah (1512220015)
3.        Nella Noviawati (1522220041)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai penambahan volume tersebut. Proses pertumbuhan biasanya diikuti dengan pertambahan berat tubuh. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti memanjangnya batang, akar dan sebagainya.Pemekaran bunga, pemasakan buah adalah slaah satu perkembngan yang dialami oleh tumbuhan.Pemekaran bunga dan pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai dengan lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan pematangan buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut.
Oleh sebab itu kita harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi pada tumbuhan tersebut.Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Hormon pada Tumbuhan ?
2.      Apa saja jenis-jenis Hormon pada tumbuhan ?
3.      Apa saja faktor-faktor Hormon pada tumbuhan ?
4.       Bagaimana pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hormon Tumbuhan
Hormon (dari kata Yunani hormaein yang berarti menggiatkan) pada khususnya dibentuk di suatu tempat, akan tetapi menunaikan fungsinya di tempat lain. Pada tumbuhan tidak diketahui adanya berjenis-jenis hormon seperti yang terdapat pada hewan dan manusia. Seperti halnya dengan vitamin, susunan kimia homon-hormon itupun sangat beraneka ragam.
Hormon adalah molekul sinyal yang dihasilkan dalam jumlah kecil oleh salah satu tubuh organisme dan ditransfor kebagian-bagian yang lain, tempat hormon berkaitan ke suatu reseptor spesifik dan memicu respons-respons di dalam sel-sel jaringan-jaringan target.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi pemicu proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang pembentukannya melaluo signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tanaman telah diketahui berkaitan dengan rontoknya buah. Auksin dengan jumlah besar diproduksi oleh biji muda dan terutama oleh endospermnya. June-drop terjadi berkaitan dengan peningkatan tumbuhan embrio dan selanjutnya tidak ditemukan adanya lapisan absisi pada buah yang mengandung konsentrasi auksin tinggi. 
Tumbuhan tidak memiliki darah atau sistem sirkulasi untuk mentranspor molekul-molekul sinyal serupa hormon. Kebanyakan ahli biologi tumbuhan memilih istilah yang lebih luas, yaitu regulator pertumbuhan tumbuhan, untuk mendeskripsikan senyawa-senyawa organik, alamiah maupun sintesis, yang mengontrol satu atau lebih proses-prose fisiologi spesifik di dalam tumbuhan.
Tampaknya setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan berada di bawah kontrol hormon hingga tingkat tertentu. Satu jenis hormon tunggal dapat meregulasi proses-proses selular dan perkembangan yang sangat beraneka ragam. Sebaliknya, hormon-hormon ganda dapat mempengaruhi satu proses tunggal.

2.2  Macam-macam Hormon pada Tumbuhan
1.      Auksin
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Konsisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping). Bila tunas apikal batang dipotong, tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun, peristiwa ini disebut dominansi apikal.
Fungsi lain dari auksin adalah merangsang kambium untuk membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel, membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama kali dibentuk pada sel tumbuhan), menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun, serta mampu membantu proses partenokarpi. Partenokarpi. Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa penyerbukan.
Auksin digunakan untuk zat kimia apapun yang mendorong pemenjangan koleotil, walaupun auksin memiliki fungsi ganda pada tumbuhan berbunga. Auksin pada tumbuhan adalah asam indoleasetat, namun sejumlah senyawa yang lain termasuk beberapa senyawa sintetik memiliki aktivatis auksin. Auksin ditransfor secara langsung melalui jaringan parenkim dari satu sel ke sel berikutnya.
Pemberian hormon auksin pada tumbuhan akan menyebabkan terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan optimum.

a.       Peran auksin dalam pemanjangan sel
Salah satu fungsi utama auksin adalah untuk merangsang pemanjangan sel didalam tunas-tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal dari suatu tunas adalah tempat utama sintesis auksin. Hormon auksin merangsang pertumbuhan sel dengan berikatan ke suatu reseptor didalam membran plasma. Auksin merangsang pertumbuhan hanya dalam kisaran konsentrasi tertentu. Auksi juga mengubah ekskresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel didaerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu beberapa menit. Beberapa dari protein-protein ini adalah faktor-faktor transkripsi berusia pendek yang mengaktivasi ekskresi-ekskresi gen-gen yang lain. Untuk menjamin pertumbuhan setelah ledakan pertumbuhan awal sel harus membuat lebih banyak sitoplasma dan materi dinding. Auksin juga merangsang respons pertumbuhan.
b.      Efek-efek lain auksin
Selain merangsang pemanjangan sel selama pertumbuhan primer, auksin memengaruhi pertumnuhan sekunder dengan meningkatkan aktivitas kambium dan memengaruhi diferensiasi kambium.








2.        Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amilase. Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa merupakan sumber energi pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali.
Giberelin berfungsi merangsang aktivitas kambium, menyebabkan bunga muncul pada suatu tanaman sebelum waktunya, terjadinya buah yang tidak berbiji (partenokarpi), memperbanyak pembentukan tunas dan menghilangkan dormansi, serta merangsang enzim amilase, serbuk sari, dan bunga.
Giberelin juga berfungsi dalam proses pembentukan biji, yaitu merangsang pembentukan serbuk sari, memperbesar ukuran buah, meranngsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi rendah tidak merangsang pembentukan akar, tetapi pada konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar.
Adanya khasiat giberelin :
a.         Menyebabkan tanaman menghasilkan bunga sebelum waktunya.
b.        Menyebabkan terjadinya buah dengan tidak diserbuki. Buah menjadi besar-besar dan tidak berbiji.
c.         Menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tanaman raksasa dalam waktu singkat sekali.
d.        Menyebabkan tumbuhnya biji dan tunas.
e.         Menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 sampai 5 kali tingginya yang normal.
f.         Mempercepat tumbuhnya sayur-sayuran.



3.    Asam traumalin
Hormon asam traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekt luka.
Asam traumalin merupakan hormon yang berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jaringan akan membentuk kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi) pada jaringan yang rusak.

4.    Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Sitokinin berfungsi merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominansi apikal, mengatur pertumbuhan daun dan pucuk, memperbesar daun muda, mengatur pembentukan bunga dan buah, menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut kinetin. Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan ditransportasikan ke seluruh bagian sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut zeatin.










5.      Kalin
Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis tumbuhan. Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan organ tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Rizokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan akar.
b.      Kaulokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
c.       Filokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan daun
d.      Autokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.

6.      Asam absisat
Asam absisat merupakan senyawa inhibator (penghambat) yang bekerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Asam absisat berperan dalam proses penuaan dan gugunya daun. Hormon ini berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkunygan yang buruk, misalnya kekurangan air, dengan cara dormansi. Kekurangan air akan menyebabkan peningkatan kadar hormon absisat di sel penutup stomata. Akibatnya stomata akan tertutup dan transpirasi berkurang sehingga keseimbangan air dapat terjaga.
Fungsi hormon absisat, menghambat perkecambahan biji, mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup, menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel, membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik, dan memperpanjang nasa dormansi umbi-umbian.
Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dormansi, tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia akan tumbuh lagi dan muncul tunas-tunas baru
Asam absisat tidak lagi dianggap memiliki peran utama dalam dormansi kuncup atau absisi daun, namun asam absisat sangat penting dalam fungsi-fungsi yang lain. Asam absisat memperlambat pertumbuhan. Asam absisat seringkali bekerja antagonis terhadap hormon-hormon pertumbuhan, dan rasio asam absisat terhadap satu atau lebih hormon pertumbuhan menentukan hasil fisiologis akhir.

7.      Etilen
Etilen berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun. Apabila konsentrasi etilen sangat tinggi dibandingkan hormon auksin dan giberelin, proses pembentukan batang, akar, dan bunga dihambat oleh hormon ini. Namun bila bersama-sama dengan hormon auksin, etilen merangsang proses pembentukan bunga. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas. Banyak dimanfaatkan untuk mempercepat pemasakan buah yang dipetik mentah/ mudah dengan proses pemeraman.
Tumbuhan menghasilkan etilen sebagai respon terhadap berbagai perunahan lingkungan seperti kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, dan infeksi. Etilen juga dihasilkan selama pematangan buah dan kematian sel serta sebagai respons terhadap auksin yang diberikan secara eksternal dalam kadar tinggi bahkan banyak efek yang sebelumnya dinyatakan sebagai akibat auksin, misalnya penghambatan pemanjangan akar mungkin disebabkab oleh oroduksi etilen yang diinduksi auksin. Disini kita akan memusatkan perhatian pada 4 dari sekian banyak efek etilen: respons terhadap perubahan mekanis, senesensia, absisi daun, dan pematangan buah.
Fungsi hormon etilen, mempercepat dalam pematangan buah, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh, memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu, mendukung terbentuknya bulu-bulu akar, induksi sel kelamin betina pada bunga, merangsang terjadinya pemekaran bunga, dan mengakhiri masa dormansi.



2.3  Faktor-faktor hormon pada tumbuhan
a.       Faktor Regulasi
Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor pelepas yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut.
b.      Hormon Antagonistik
Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan. Contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.

2.4  Pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Senyawa kimia interseluler untuk pertama kali ditemukan pada tumbuhan. Konsentrasi yang sangat rendah dari senyawa kimia tertentu yang diproduksi oleh tanaman dapat menghambat pertumbuhan pada berbagai macam sel-sel tumbuhan dan dapat mengendalikan perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada tumbuhan.
a.       Hormon sitokinin
Hormon sitokinin berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan. Cara kerja hormon sitokinin yaitu dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga dapat menunda penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman.



b.      Hormon auksin
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan menghambat pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksi adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.
Fungsi dari hormon auksin adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan yaitu, pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengursngi jumlah biji dan buah.
Cara kerja hormon auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga menghambat protein tertentu yang ada dimembran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air masuk secara osmosis

c.       Asam absisat
Asam absisat yang dihasilakan oleh kuncup menghambat pembelahan sel pada jaringan meristem apikal dan pada kambium pembuluh sehingga menunda pertumbuhan primer maupun sekunder. Asam absisat juga memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Faktor lingkungan mempengaruhi dormansi biji, tetapi pada tanaman absisat bertindak sebagai penghambat utama perkecambahan.
Giberelin juga berperan dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Biji-biji yang membutuhkan kondisi lingkungan khusus untuk berkecambah seperti suhu rendah akan segera berkecambah apabila disemprot dengan giberelin. Giberelin yang terdapat didalam biji merupakan penghubung antara lingkungan dan proses metabolik yang menyebabkan pertumbuhan embrio.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa, hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan atau dikenal juga dengan fitohormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien). Macam-macam hormon pada tumbuhan antara lain adalah: auksin, sitokinin, giberelin, etilen, asam absisat, dan asam traumalin. Selain faktor eksternal dan faktor internal yaitu hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.




















DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diyah. 2006. Biologi. Jakarta: Esis (hlm. 4-6)

Ashari, Sumeru. 1998. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Jakarta: PT Rineka Cipta (hlm. 90)

Campbell. 2008. Biology. Jakarta: Erlangga (hlm.413-422)

Dwidjoseputro. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Universitas Terbuka (hlm.182-190)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar