Jumat, 05 April 2019

BOTANI Morfologi dan Anatomi Buah Tumbuhan


BOTANI
Morfologi dan Anatomi Buah Tumbuhan

Disusun Oleh:
Kelompok 6

1.    Lestari               (1512220009)
2.    Nofa Rojayanti  (1522220043)
3.    Zakiya                (1512220025)


Dosen Pembimbing:
Riri Novita S, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM (UIN) NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
    Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang ilmu pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian berkembang pesat hingga dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja (morphology in sensu stricto= dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.
Pengetahuan tentang morfologi tumbuhan dapat menjadi dasar dalam mempelajari keseluruhan struktur penyusun tubuh tumbuhan, karena morfologi tumbuhan mencakup bagianbagian yang merupakan struktur pokok yang dapat di amati, yaitu akar, daun, batang bunga, buah serta struktur lain yang terbentuk dari proses metamorphosis tumbuhan.
Bab ini akan menjelaskan tentang morfologi dan anatomi buah tumbuhan sebagai dasar mempelajari kajian ilmu botani lainnya, dalam mempelajari morfologi tumbuhan perlu di iringi dengan pengenalan nama ilmiahnya dengan bahasa latin yang berlaku secara internasional. Buah terbentuk sesudah pembuahan, maka bakal buah, bersama-sama dengan biji nya, berkembang menjadi buah. Dinding bakal buah matang yang di sebut perikarp menutupi biji tumbuhan bunga, sebab itulah istilah “angiosperma” yang artinya biji tertutup, beberapa buah menjadi kering pada waktu matang; yang lain berdaging. Beberapa buah kering ini merekah pada waktu matang, tetapi ada juga yang tidak merekah. Macam buah terakhir ini biasa nya berukuran kecil, kecil, kering, dan berbiji tunggal, seperti misalnya buah bunga matahari dan jagung yang lebih dikenal dengan sebutan biji.
Meskipun pembuahan semata-mata mempengaruhi bakal biji secara langsung, namun proses itu biasanya dapat menentukan perkembangan seluruh jaringan buah secara tidak langsung. Jika stigma tidak diserbuki dan pembuahan tidak terjadi, setidak-tidaknya pada beberapa bakal biji, maka bunga biasanya menjadi layu dan gugur tanpa perkembangan lebih lanjut.

1.2    Rumusan Masalah
1.    Apa saja jenis-jenis buah beserta penggolongannya?
2.    Bagaimanakah morfologi dan anatomi pada beberapa jenis buah?

1.3    Tujuan
  Agar mengetahui jenis-jenis buah serta penggolongannya dan memahami morfologi dan anatomi buah tumbuhan.





























BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Buah (Fructus)
    Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium), hasil dari penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari dikepala putik. Jika terjadi penyerbukan, maka pembuahan telah terjadi. Hal ini menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah. Karena penyerbukan berasal dari bunga, maka pada pembentukan buah, ada bagian bunga yang turut tumbuh bersama pembentukan buah, ada pula bagian-bagian yang gugur. Berikut ini adalah bagian-bagian bunga yang turut berkembang:
1.    Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
2.    Daun-daun kelopak. Pada terong dan jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
3.    Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya jagung yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
4.    Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis.
 Buah akan membungkus dan melindungi biji. Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum) yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat dikepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjdai pembuluh serbuk sari yang berisi sperma
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, dimana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang terdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi daging buah.
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium). Lapisan di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah yang bisa tersusun sampai beberapa lapis disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).

2.2    Ikhtisiar Tentang Buah
   Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.    Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lainnya pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali merupakan bagain buah yang bermanfaat, dapat dimakan) sedangkan buah yang aslinya kadang-kadang tersembunyi.
2.    Buah sejati atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainya masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.

2.3  Penggolongan Buah Semu
          Buah semu juga dapat dibedakan dalam tiga golongan yaitu:
a.    buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
-       tangkai bunga pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
-       kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima L.).
b.    buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal yang bebas satu sama lain dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menyolok, misalnya buah arbe (Fragraria vesca L.).
c.    buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi  dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.).

2.4 Penggolongan Buah Sejati
 Penggolongan buah sejati atau buah telanjang dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
a.    buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja, buah ini dapat berisi satu atau banyak biji dan satu atau banyak ruangan.
-       buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dan satu biji.
-       buah pepaya (Carica papaya L.), yang terdiri dari beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
-       buah durian (Durio zibethinus Murr.) yang terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
b.    buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaca Bail.).
c.    buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bungannya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).

Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
a.    buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu sec)perti kulit yang kering. Misalnya kacang tanah (Arachis hypogea L.), padi (Orzya sativa L.).
b.    buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
-       kulit luar (exocarpium atau epicarpium) merupakan lapisan tipis tetapi seringkali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
-       kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut dan jika lapisan ini dapat  dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium) misalnya pada mangga (Mangifera indica L.).
-       kulit dalam (endocarpium) yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya seringkali cukup tebal dan kerasa, misalnya pada kenari (Canarium commune L.), kelapa (Cocos nucifera L.).
Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam  buah sejati tunggal kering, yang hanya mengandung satu biji dan buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji.
1.    Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau sudah masak tidak pecah (indehiscens). Contoh-contoh dari golongan ini yaitu:
a)         buah padi (caryopsis), yaitu buah berdinding tipis, mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatanpula dengan bijinya, m.isalnya: padi (Oryza sativa L.) jagung (Zea mays L.)
b)        buah kurung (achenium), yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan, misalnya: buah bunga matahari (Helianthus annus L.), buah bunga pagi sore (Mirabilis jalapa L.).
c)         buah keras (nux), seperti buah kurung, yang sering dibedakan hanya dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu. Yang membedakan dengan buah kurung menurut sifat bakal buah asalnya, kalau semula berasal dari bakal buah beruang satu di sebut buah kurung, jika semula berasal dari bakal buah yang beruang banyak kemudian semua ruang lebur menjadi satu disebut buah keras, misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea BL).
d)        buah keras bersayap (samara),  seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap yang bisa menyebabkan buah dapat terbang jika tertiup angin, seperti pada suku Dipterocarpaceae.
2.    Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji, jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia) atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya). Contoh dari golongan ini adalah sebagai berikut:
a)         buah berbelah (schiwcarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak dapat pecah menjadi beberapa bagian dan tiap bagian buah (mericarpium) mempunyai sifat seperti buah kurung (achenium) atau buah keras(nux), jadi biji tetap dalam ruangan, tidak dapat keluar.
Mengingat jumlah ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian buah), buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam: buah berbelah dua (diachenium), buah berbelah tiga (triachenium), buah berbelah empat (tetrachenium), buah berbelah banyak (polyachenium).
b)        buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas  dari biliknya. Tiap bagian buah terbentuk dari sehelai daun buah, jadi buah ini tersusun atas sejumlah daun buah yang sesuai dengan jumlah (kendaga) yang terdapat didalam buah itu.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi , yaitu: buah berkendaga dua (dicoccus), buah berkendaga tiga (tricoccus), buah berkendaga lima (pentacoccus), buah berkendaga banyak (polycoccus).
c)         buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam: buah bumbung (folliculus), buah polong (legumen), buah lobak atau polong semu (siliqua  ), buah kotak sejati (capsula).
Buah sejati tunggal yang bergading termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, walaupun ada pula yang jika sudah masak tetap akan pecah misalnya buah pala (Myristica fragrans Houtt). Kita dapat membedakan buah sejati tunggal yang berdaging sebagai berikut:
1.    buah buni (bacca). Yang disebut buah buni adalah buah yang dindingnya mempunya dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, berair dan seringkali dapat dimakan, contohnya adalah buah pepaya (Carica papaya L.) buah belimbing (Averrhoa carambola L.) sawo manila (Archras zapota L.). Yang kulit buahnya tidak begitu tebal seringkali memiliki sifat yang agak kaku seperti kulit, tidak lunak dan tidak berdaging, biji terdapat bebas di dalamnya, misalnya: buah duku (Lansium domesticum Corr.), buah rambutan (Nephelium lappaceum L.).
2.    buah mentimun (pepo), terdapat pada jenis-jenis tumbuhan yang tergolong suku Cucurbitaceae, misalnya: mentimun (Cucumis sativus L.), waluh (Cucurbita moschata Duch.), semangka (Citrullus vulgaris Schard.), dan terdapat dalam suku Passifloraceae, misalnya: markisah (Passiflora quadrangularis L.), buah negri (Passiflora edulis Sims.).
3.    buah jeruk (hesperidium), terdapat pada semua anggota marga jeruk (Citrus sp.), misalnya: jeruk besar (Citrus maxima Merr.) , jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle.), dan semua jeruk lainnya.
4.    buah batu (drupa), terdapat pada pohon mangga (Mangifera indica L.), pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
5.    buah delima (Punica granatum L.).
6.    buah apel (pomum), mempunyai beberapa ruangan, tiap ruangan mengandung satu biji. Terdapat pada pohon apel (Pyrus malus L.) dan pohon per (Pyrus communis L.).

Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam:
a.    buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrid Hort.).
b.    buah batu ganda, pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.).
c.    buah bumbung ganda, pada pohon cempaka (Michelia champaka L.).
d.   buah buni ganda, misalnya srikaya (Annona squamosa L.).

Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah yang masing-masing berasal dari satu bunga.  Sama halnya dengan yang lainya kita dapat mengolongkan buah majemuk sejati ke dalam:
a.    buah buni majemuk, misalnya pada buah nenas (Ananas comosus Merr.).
b.    buah batu majemuk, terdapat pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).
c.    buah kurung majemuk, terdapat pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).



























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
  Tumbuhan yang ada dibumi memiliki jumlah yang sangat banyak dan menunjukkan keanekaragaman yang sangat banyak sekali, jumlah dan keanekaragaman itu mendorong kita untuk lebih mempermudah obyek studi melalui pengetahuan morfologi tumbuhan. Buah merupakan hasil penyerbukan antara putik dan benang sari yang terdapat pada bunga, sehingga pada buah sering ditemukan struktur bunga, yaitu: tangkai bunga dan kelopak bunga. Buah dapat dibedakan menjadi buah sejati dan buah semu buah sejati tumbuh dari daun-daun buah, sedangkan buah semu tidak hanya berkembang dari daun-daun buah, tetapi juga dari bagian bunga lainnya yang bekembang seperti buah.
Pada buah sejati, bila dilihat dari jumlah bijinya dapat dibedakan menjadi buah sejati tunggal. Buah sejati ganda dan buah sejati majemuk, sedangkan buah semu, bila dilihat dari jumlah pembentuknya juga dibedakan menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda, dan buah semu majemuk.














DAFTAR PUSTAKA
     
Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 62-68.
Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB. Hal. 234-246.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga. Hal. 104-113.
Sutarmi, Siti Tjitrosomo. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa. Hal. 219-234.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 218-240.
     




                     
 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar