BOTANI
Morfologi
dan Anatomi Buah Tumbuhan
Disusun
Oleh:
Kelompok
6
1. Lestari
(1512220009)
2. Nofa
Rojayanti (1522220043)
3. Zakiya (1512220025)
Dosen Pembimbing:
Riri Novita S, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM (UIN) NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah
mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang ilmu pengetahuan
yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini
telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu
tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan.
Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah
demikian berkembang pesat hingga dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi
saja (morphology in sensu stricto= dalam
arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.
Pengetahuan
tentang morfologi tumbuhan dapat menjadi dasar dalam mempelajari keseluruhan
struktur penyusun tubuh tumbuhan, karena morfologi tumbuhan mencakup
bagianbagian yang merupakan struktur pokok yang dapat di amati, yaitu akar,
daun, batang bunga, buah serta struktur lain yang terbentuk dari proses
metamorphosis tumbuhan.
Bab
ini akan menjelaskan tentang morfologi dan anatomi buah tumbuhan sebagai dasar
mempelajari kajian ilmu botani lainnya, dalam mempelajari morfologi tumbuhan
perlu di iringi dengan pengenalan nama ilmiahnya dengan bahasa latin yang
berlaku secara internasional. Buah terbentuk sesudah pembuahan, maka bakal
buah, bersama-sama dengan biji nya, berkembang menjadi buah. Dinding bakal buah
matang yang di sebut perikarp menutupi biji tumbuhan bunga, sebab itulah
istilah “angiosperma” yang artinya
biji tertutup, beberapa buah menjadi kering pada waktu matang; yang lain
berdaging. Beberapa buah kering ini merekah pada waktu matang, tetapi ada juga
yang tidak merekah. Macam buah terakhir ini biasa nya berukuran kecil, kecil,
kering, dan berbiji tunggal, seperti misalnya buah bunga matahari dan jagung
yang lebih dikenal dengan sebutan biji.
Meskipun
pembuahan semata-mata mempengaruhi bakal biji secara langsung, namun proses itu
biasanya dapat menentukan perkembangan seluruh jaringan buah secara tidak
langsung. Jika stigma tidak diserbuki dan pembuahan tidak terjadi,
setidak-tidaknya pada beberapa bakal biji, maka bunga biasanya menjadi layu dan
gugur tanpa perkembangan lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja jenis-jenis buah
beserta penggolongannya?
2.
Bagaimanakah morfologi
dan anatomi pada beberapa jenis buah?
1.3 Tujuan
Agar mengetahui jenis-jenis buah serta
penggolongannya dan memahami morfologi dan anatomi buah tumbuhan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Buah
(Fructus)
Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium),
hasil dari penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari dikepala
putik. Jika terjadi penyerbukan, maka pembuahan telah terjadi. Hal ini
menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah. Karena penyerbukan berasal dari
bunga, maka pada pembentukan buah, ada bagian bunga yang turut tumbuh bersama
pembentukan buah, ada pula bagian-bagian yang gugur. Berikut ini adalah
bagian-bagian bunga yang turut berkembang:
1.
Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung
bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
2.
Daun-daun kelopak. Pada terong dan jambu, masih dapat
kita lihat kelopak
yang ikut merupakan bagian buah.
3.
Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada
buah, misalnya jagung yang
kita kenal
sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
4.
Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik
ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis.
Buah akan membungkus
dan melindungi biji. Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum) yang masing-masing mengandung
sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh
peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke
kepala putik. Setelah serbuk sari melekat dikepala putik, serbuk sari
berkecambah dan isinya tumbuh menjdai pembuluh serbuk sari yang berisi sperma
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal
biji, dimana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari
dengan sel telur yang terdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat
diploid. Zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal
biji tumbuh menjadi biji dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi daging buah.
Dinding buah, yang berasal dari
perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium).
Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua
lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium),
atau epikarp (epicarpium). Lapisan di dalam disebut dinding dalam atau
endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah yang bisa tersusun sampai
beberapa lapis disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).
2.2 Ikhtisiar Tentang Buah
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan
dalam dua golongan, yaitu:
1.
Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu
terbentuk dari bakal
buah beserta
bagian-bagian lainnya pada bunga
itu, yang malahan menjadi bagian
utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali merupakan bagain buah yang bermanfaat, dapat dimakan) sedangkan buah yang
aslinya kadang-kadang
tersembunyi.
2.
Buah sejati atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah
dan jika ada bagian bunga lainya masih tinggal bagian ini tidak merupakan
bagian buah yang berarti.
2.3 Penggolongan Buah Semu
Buah semu juga dapat dibedakan dalam
tiga golongan yaitu:
a. buah semu tunggal, yaitu buah semu
yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal
buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
-
tangkai bunga pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
-
kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima L.).
b.
buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih
daripada satu bakal yang bebas satu sama lain dan kemudian masing-masing dapat
tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang
ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menyolok, misalnya buah arbe (Fragraria vesca L.).
c.
buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari
luar tampak seperti buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.).
2.4 Penggolongan
Buah Sejati
Penggolongan buah
sejati atau buah telanjang dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
a.
buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah
saja, buah ini dapat berisi satu atau banyak biji dan satu atau banyak ruangan.
- buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dan satu biji.
- buah pepaya (Carica papaya L.), yang terdiri dari beberapa daun buah dengan satu ruang
dan banyak biji.
- buah durian (Durio zibethinus Murr.)
yang terdiri atas
beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dan dalam tiap ruangnya terdapat
beberapa biji.
b.
buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan
beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain dan masing-masing bakal buah
menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia
champaca Bail.).
c.
buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu
bunga majemuk, yang masing-masing bungannya mendukung satu bakal buah, tetapi
setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu
buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus
tectorius Sol.).
Buah sejati tunggal dapat dibedakan
lagi dalam dua golongan, yaitu:
a.
buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu
buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu sec)perti kulit yang kering. Misalnya
kacang tanah (Arachis hypogea L.), padi (Orzya sativa L.).
b.
buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging.
Dinding buah (pericarpium) seringkali
dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
-
kulit luar (exocarpium atau epicarpium) merupakan
lapisan tipis tetapi seringkali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
-
kulit tengah (mesocarpium) biasanya
tebal berdaging atau berserabut dan jika lapisan ini
dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium) misalnya pada
mangga (Mangifera indica L.).
-
kulit dalam (endocarpium)
yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya seringkali cukup tebal dan
kerasa,
misalnya pada
kenari (Canarium commune L.), kelapa (Cocos nucifera L.).
Buah sejati
tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam buah
sejati tunggal
kering, yang hanya mengandung satu biji dan buah sejati tunggal kering yang
mengandung banyak (lebih dari satu) biji.
1. Buah sejati tunggal kering yang
hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau sudah masak tidak pecah (indehiscens). Contoh-contoh dari golongan ini yaitu:
a)
buah padi (caryopsis), yaitu buah berdinding tipis,
mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit
biji ini kadang-kadang berlekatanpula dengan bijinya, m.isalnya: padi (Oryza
sativa L.) jagung (Zea mays L.)
b)
buah kurung (achenium),
yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji,
tetapi tidak berlekatan, misalnya: buah bunga matahari (Helianthus annus L.), buah bunga
pagi sore (Mirabilis jalapa L.).
c)
buah keras (nux), seperti buah kurung, yang sering
dibedakan hanya dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu. Yang
membedakan dengan buah kurung menurut sifat bakal buah asalnya, kalau semula berasal dari bakal buah beruang
satu di sebut buah kurung, jika semula berasal dari bakal buah yang beruang banyak
kemudian semua ruang lebur menjadi satu disebut buah keras, misalnya pada buah
sarangan (Castanea argentea BL).
d)
buah keras bersayap (samara), seperti buah keras,
tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap yang bisa menyebabkan buah dapat terbang jika tertiup angin, seperti pada suku Dipterocarpaceae.
2.
Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih
dari satu) biji, jika masak
dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia) atau pecah
sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya). Contoh dari golongan ini adalah
sebagai berikut:
a)
buah berbelah (schiwcarpium). Buah ini mempunyai
dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak dapat pecah menjadi beberapa
bagian dan tiap bagian
buah (mericarpium)
mempunyai sifat seperti buah kurung (achenium) atau buah
keras(nux), jadi biji tetap dalam ruangan, tidak dapat keluar.
Mengingat jumlah ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian buah), buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam: buah berbelah dua (diachenium), buah berbelah tiga (triachenium), buah berbelah empat (tetrachenium), buah berbelah banyak (polyachenium).
b)
buah kendaga (rhegma). Buah ini
mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah
lagi, sehingga
dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya. Tiap bagian buah terbentuk
dari sehelai daun buah, jadi buah ini tersusun atas sejumlah daun buah yang
sesuai dengan jumlah (kendaga) yang terdapat didalam buah itu.
Menurut jumlah
kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi , yaitu: buah berkendaga dua (dicoccus), buah berkendaga tiga (tricoccus), buah berkendaga lima (pentacoccus), buah berkendaga banyak (polycoccus).
c)
buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang
mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak
lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai
buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam: buah bumbung (folliculus), buah polong (legumen),
buah lobak atau polong semu (siliqua ), buah kotak sejati (capsula).
Buah sejati tunggal yang bergading termasuk
golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, walaupun ada pula yang jika
sudah masak tetap akan pecah misalnya buah pala (Myristica fragrans Houtt). Kita dapat membedakan buah sejati
tunggal yang berdaging sebagai berikut:
1.
buah buni (bacca). Yang disebut buah buni adalah buah yang dindingnya
mempunya dua lapisan,
ialah lapisan luar
yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan
dalam yang tebal, lunak, berair dan seringkali dapat dimakan, contohnya adalah buah pepaya (Carica
papaya L.) buah belimbing (Averrhoa carambola L.) sawo manila (Archras
zapota L.).
Yang kulit buahnya
tidak begitu tebal seringkali memiliki sifat yang agak kaku seperti kulit, tidak lunak dan tidak berdaging, biji terdapat
bebas di dalamnya,
misalnya: buah duku (Lansium domesticum Corr.), buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.).
2.
buah mentimun (pepo), terdapat pada jenis-jenis tumbuhan
yang tergolong suku Cucurbitaceae,
misalnya: mentimun (Cucumis sativus L.),
waluh (Cucurbita moschata Duch.),
semangka (Citrullus vulgaris Schard.),
dan terdapat dalam suku Passifloraceae,
misalnya: markisah (Passiflora
quadrangularis L.), buah negri (Passiflora
edulis Sims.).
3.
buah jeruk (hesperidium), terdapat pada
semua anggota marga jeruk (Citrus sp.),
misalnya: jeruk besar (Citrus maxima Merr.)
, jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.),
jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle.),
dan semua jeruk lainnya.
4.
buah batu (drupa),
terdapat pada pohon mangga (Mangifera
indica L.), pohon kelapa (Cocos
nucifera L.) dan nyamplung (Calophyllum
inophyllum L.)
5.
buah delima (Punica
granatum L.).
6.
buah apel (pomum),
mempunyai beberapa ruangan, tiap ruangan mengandung satu biji. Terdapat pada
pohon apel (Pyrus malus L.) dan pohon
per (Pyrus communis L.).
Buah sejati ganda adalah buah yang
terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan
kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada
satu tangkai. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati
ganda dapat dibedakan dalam:
a. buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrid Hort.).
b. buah batu ganda, pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.).
c. buah bumbung ganda, pada pohon cempaka (Michelia champaka L.).
d. buah buni ganda, misalnya srikaya (Annona squamosa L.).
Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah yang
masing-masing berasal dari satu bunga. Sama halnya dengan yang lainya
kita dapat mengolongkan buah majemuk sejati ke dalam:
a.
buah buni majemuk, misalnya pada buah nenas (Ananas
comosus Merr.).
b.
buah batu majemuk, terdapat pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).
c.
buah kurung majemuk, terdapat pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tumbuhan yang ada dibumi memiliki jumlah yang sangat banyak dan
menunjukkan keanekaragaman yang sangat banyak sekali, jumlah dan keanekaragaman
itu mendorong kita untuk lebih mempermudah obyek studi melalui pengetahuan
morfologi tumbuhan. Buah merupakan hasil penyerbukan antara putik dan benang
sari yang terdapat pada bunga, sehingga pada buah sering ditemukan struktur
bunga, yaitu: tangkai bunga dan kelopak bunga. Buah dapat dibedakan menjadi
buah sejati dan buah semu buah sejati tumbuh dari daun-daun buah, sedangkan
buah semu tidak hanya berkembang dari daun-daun buah, tetapi juga dari bagian
bunga lainnya yang bekembang seperti buah.
Pada buah sejati, bila dilihat dari
jumlah bijinya dapat dibedakan menjadi buah sejati tunggal. Buah sejati ganda
dan buah sejati majemuk, sedangkan buah semu, bila dilihat dari jumlah
pembentuknya juga dibedakan menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda, dan
buah semu majemuk.
DAFTAR
PUSTAKA
Ashari,
Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budaya.
Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 62-68.
Hidayat,
Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung: ITB. Hal. 234-246.
Rosanti,
Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan.
Jakarta: Erlangga. Hal. 104-113.
Sutarmi,
Siti Tjitrosomo. 1983. Botani Umum 1.
Bandung: Angkasa. Hal. 219-234.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 218-240.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar