BOTANI
MORFOLOGI DAN
ANATOMI BIJI TUMBUHAN
Oleh:
1.
Maria (1512220011)
2.
Imelda (1522220031)
3.
Irmah wati (1522220034)
Dosen
Pembimbing:
Riri Novita S,
M. Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalau kita meneliti tentang kehidupan manusia dari sejarah
perkembangan kehidupannya, sejak Adam hingga kini telah berkembang menjadi
milyaran umat manusia. Bahan pangan penunjang kehidupannya yang utama berasal
dari tumbuh-tumbuhan, yang ternyata tumbuh-tumuhan tak kalah pentingnya bagi
kehidupan dan perkembangan hewan. Ini berarti bahwa kehidupan dan perkembangan
manusia dan hewan sangat tergantung pada tumbuh dan perkembangannya tumbuh-tumbuhan.
Tumbuhan memiliki manfaat bagi manusia. Buah dan daunnya bisa
dimakan dan dikonsumsi, batang (tertentu) dapat dijadikan kayu untuk bangunan.
Dan yang tidak kalah penting oksigen yang dikeluarkan tumbuhan dapat
mensejukkan udara yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Kartasapoetra (1998: 11), betapa pentingnya tumbuh-tumbuhan bagi
kehidupan manusia dan hewan, sehingga banyak para ahli yang menandaskan bahwa
“tanpa tumbuh-tumbuhan tidak mungkin manusia dan hewan berada dimuka bumi ini”.
Oleh karena itu, makalah ini ditulis untuk lebih memahami morfologi dan anatomi
biji tumbuhan, selain itu kita dapat mengetahui proses perkembangan sebelum
timbul bakal biji dan menjadi biji.
1.2 Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian morfologi dan anatomi
tumbuhan ?
b.
Jelaskan pengertian dan bagian yang terdapat pada biji, kulit biji, bakal biji,
suasana biji saat proses perkembangan biji ?
c.
Bagaimana proses perkembangan biji menjadi bakal biji ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Morfologi dan Anatomi
Menurut Hidayat
(1995: 247), morfologi dan anatomi tergolong Ilmu Tumbuh-Tumbuhan Murni,
yaitu ilmu yang mempelajari tumbuh-tumbuhan secara murni, karenanya tidak dapat
secara langsung digunakan dalam pelaksanaan-pelaksanaan lapangan.
Susunan dan
bentuk-bentuk bagian luar organ-organ tumbuh-tumbuhan. Sedangkan anatomi
tumbuh-tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan dan bentuk-bentuk
bagian dalam organ-organ tumbuhan.
2.2 Pengertian Biji
Menurut Hidayat
(1995: 247), biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia.
Diantara angiospermae, Poacea paling banyak menghasilkan pangan yang berasal
dari biji. Fabaceae menempati tempat kedua kepentingan itu. Selain untuk
pangan, biji menjadi sumber minuman (kopi, coklat, bir), obat, serat (kapas),
dan minyak yang digunakan dalam industri.
2.3 Kulit biji
Menurut Hidayat
(1995: 249), kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan sifat khas
biji, seperti jumlah dan tebal integumen, pola jaringan pembuluh, serta
perubahan dalam integumen sewaktu biji menjadi masak. Perubahan yang terjadi
pada kulit biji tomat (Lycopersium esculetum) merupakan contoh yang
menarik.
2.4 Suasana biji
Menurut
Moertolo (1999: 100), morfologi Tumbuhan.Biji pada dasarnya tersusun atas dua
bagian:
1.
Kulit biji
(spermodermis) yang merupakan hasil perkembangan kulit bakal biji (integumen).
Kulit biji (spermodermis) terdiri dari dua lapisan yaitu:
a.
Kulit luar (testa)
yang mempunyai bermacam-macam sifat: tipis, kaku, keras seperti kayu, dan dapat
pula mempunyai berbagai warna. Lapisan ini merupakan pelindung utama bagian
biji yang terdapat di sebelah dalam.
b.
Kulit dalam (tegmen)
biasanya tipis seperti selaput dan sering disebut sebagai kulit ari.
2.
Inti biji
terdiri atas :
a.
Lembaga
(embrio) berasal dari sel telur yang telah dibuahi dan merupakan calon tumbuhan
baru.
b.
Putih lembaga
(albumen), umumnya berasal dari inti kutub yang telah dibuahi dan menjadi
tempat cadangan makanan biji yang albuminus. Putih lembaga ini biasanya
dinamakan putih lembaga dalam (endosperma).
2.5 Bakal biji (ovulum)
Menurut
Tjitrosoepomo (2013: 60), bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni
dengan cara yang berbeda-beda pula, pada umumnya pada bakal biji dapat
dibedakan bagian-bagian berikut :
a.
Kulit bakal
biji (integumentum), yaitu lapisan bakal biji yang paling luar, yang
kelak akan merupakan kulit biji. Bakal biji dapat mempunyai satu atau dua
lapisan kulit bakal biji.
b.
Badan bakal
biji atau nuselus, yaitu jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal biji tadi.
c.
Kandung lembaga
(saccus embryonalis), sebuah sel dalam nuselus yang mengandung sel telur
(ovum), dan kalau sudah terjadi pembuahan (peleburan sel telur dengan inti kelamin
jantan), akan menjadi lembaga (embrio) yaitu calon inividu baru.
d.
Liang bakal
biji (micropyle), yaitu suatu liang pada kulit bakal biji, yang menjadi
jalan inti kelamin jantan yang berasal dari buluh serbuk sari untuk dapat
bertemu dengan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga, sehingga dapat
berlangsung peristiwa pembuahan,
e.
Tali pusar (funiculus),
pendukung bakal biji, yang menghubungkan bakal biji dengan tembuni.
Letak bakal
biji pada tembuni dan jumlah kulit bakal biji merupakan sifat-sifat yang
penting dalam pengenalan (identifikasi) dan penggolongan (klasifikasi) alam
tumbuhan.
Mengenai letak
bakal biji pada tembuni dapat dibedakan lima proses utama, yaitu bakal-bakal
biji yang :
a.
Tegak (atropus)
yaitu jika liang bakal biji letaknya pada satu garis dengan talipusar (funiculus)
pada arah yang berlawanan.
b.
Mengangguk (anatropus),
jika liang bakal biji sejajar dengan tali pusar, karena talipusar yang
membengkok, sehingga liang bakal berputar 180.
c.
Bengkok (campylotropus),
bila tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok, sehingga liang bakal biji
berkedudukan seperti pada bakal biji yang menggangguk,
d.
Setengah
mengganguk (hemitropus, hemianatropus), yaitu jika hanya ujung tali
pusarnya yang membengkok, sehingga tali pusar dengan liang bakal biji membuat
sudut 90 satu sama lain,
e.
Melipat (camptotropus),
jika tali pusar tetap lurus, tetap bakal biji sendiri yang melipat, sehingga
liang bakal biji menjadi sejajar pula dengan tali pusarnya.
Disamping
kelima posisi utama bakal biji itu masih banyak variasi yang lain lagi, dengan
melihat misalnya membengkoknya tali pusar, apakah pembengkokkan itu menyebabkan
liang bakal biji mendekat kearah tembuni atau malah sebaliknya menjauhi tembuni
itu.
Dalam hal
seperti diuraikan diatas, bakal biji terdapat dalam bakal buah, yang merupakan
badan yang tertutup, jadi bakal biji tidak tampak dari luar. Dalam perkembangan
seterusnya bakal buah akan menjadi buah, bakal biji akan menjadi biji dan tetap
didalam buah, yang baru dapat terlepas jika buah masak (pecah atau kulitt buah
sudah busuk). Semua tumbuhan dengan bakal biji yang tersembunyi dalam bakal
buah terjadi satu golongan yang dinamakan tumbuhan biji tertutup
(angiospermae).
Menurut Hazal
maskell, biji berawal dari saat sebutir polen mendarat di atas kepala putik
dari polen tumbuh pembuluh kecil yang melalui tangkai putik kebakal buah. Lalu,
nukleusnya turun kebawa melalui pembuluh dan bergabung dengan nukleus sel telur
untuk membuahinya. Sel telur yang dibuahi membelah beberapa kali untuk
membentuk embrio mungil tumbuhan. Suatu selaput pelindung lalu menyelubunginya
dan membentuk biji. Kebanyakan biji akan terbentuk di dalam bakal buah. Dari
bunga menjadi buah, ketika biji berkembang didalam bakal buah, mahkota bunga
menjadi layu. Bakal buah menggembung dan menjadi buah.
Menaburkan
biji, tumbuhan harus menyebarkan biji sejauh-jauhnya, sehingga bidang tanahnya
tidak terlalu penuh. Beberapa tumbuhan mengasilkan buah yang berbulu halus atau
‘bersayap’ agar tertiup angin. Tumbuhan lainnya berbentuk polong yang dapat
meletup yang dapat untuk menyebarkan buahnya. Tumbuhan juga menggunakan hewan
untuk menyebarkan bijinya. Buah yang lengket atau berpengait dapat menumpang
pada makhluk hidup yang lewat. Buah lainnya dimakan oleh hewan, yang
menyemburkan bijinya atau menyebarkannya melalui kotoran mereka.
2.6
Bagian dan
Perkembangan Biji
Menurut Hidayat (1995: 247), pada biji terdapat bagian-bagian dan memiliki peran penting dalam proses perkembangan bakal biji menjadi biji.
a. Bagian
Biji
Biji dibentuk
dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung sari memasuki
kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan
padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel, sel telur dan yang lain
bersatu dengan dua intipolar atau hasil penyatuanya, yakni inti sekunder.
Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi
embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua intipolar menghasilkan
inti sel endorperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringan
endorsperm. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut
dinamakan pembuahan ganda. Biji masak terdiri dari tiga bagian : embrio
dan endorsperm (keduanya hasil pembuahan ganda), serta kulit biji yang dibentuk
oleh dinding bakal biji, termasuk kedua integumennya.
Embrio adalah
sprofit muda yang tidak segera melajutkan pertumbuhannya, melainkan memasuki
masa istirahat (dorman). Saat itu biji biasanya tahan stres, kekurangan air,
panas atau dingin yang berlebihan koma, penekanan, dan serangan duniawi. Embrio
senantiasa diiring oleh cadangan makan baik organik maupun anorganik yang
berada dikeseliling embrio atau didalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau
testa bersifat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang memudahkan
penyebarannya oleh angin. Biji mampu bertahan dalam lingkungan yang keras.
Karena itu, suatu spesies dapat bertahan dalam iklim miskin (kurang
menguntungkan pertumbuhan) dengan memiliki daur pertumbuhan yang sesuai dengan
masa musim yang menguntungkan atau optimal. Daur pertumbuhan itu diikuti oleh
mekanisme pertahanan dalam fase biji jika lingkungan yang terlalu keras. Selain
toleransi terhadap stres seperti itu, biji juga merupakan alat untuk bergerak
melalui lingkungan atau berpindah tempat.setelah mencapai tempat yang cocok
biji menyerap air, dan sprofit mudah didalam dapat segera tumbuh, didukung oleh
makanan cadangan yang ada padanya.
Cadangan
makanan dalam biji menunjang muda yang muncul dari biji yang berkecambah sampai
mampu berfotosintesis . Sebab itu, penyimpanan cadangan makanan merupakan salah
satu fungsi utama biji. Penyimpanan dilakukan terutama di luar embrio, yakni
dalam endosperma atau perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan
penyatuan inti sel jantan dengan inti sel sentral. Perisperm adalah jaringan
nuselus yang menyimpan cadangan makanan. Namun, dibanyak tumbuhan dikotil,
kedua jaringan tersebut hidup singkat saja dan makanan diserap oleh embrio yang
sedang berkembang sebelum biji memasuki masa istirahat. Dalam hal itu makanan
disimpan dalam tubuh embrio, yakni keping bijinya.
Dalam perkembangan
bakal biji menjadi biji, bagian terbesar volume biji ditempati oleh embrio atau
oleh embrio bersama dengan endosperm, sedangkan intugmen terrekan ketika bagian
didalamnya berkembang menjadi besar dan berkurang tebalnya. Mikropil dapat
terlihat pori kecil atau kurang jelas. Sebagian atau seluruh funikulus lepas
dari biji dan meniggalkan bekas yang disebut hilum. Pada biji anatrop,
bagian funikulus yang melekat pada biji tetap bertahan dan dikenali sebagai
alur memanjang di satu sisi biji. Setelah pembuahan, bagian ujung distal dari
funikulus dapat tumbuh menghasilkan tonjolan, disebut aril, yang tumbuh
menyelubungi biji. Aril sering terdapat di tropika dan subtropika, seperti Intsiabijuga,
Pichecellobium dulce, duren (Durio zibethinus), dan pala (Myristica
fragrans). Diperkirakan aril merupakan alat adaptasi untuk penyebaran oleh
hewan. Kadang-kadang tonjolan itu tumbuh tidak di ujung funikulus, melainkan
disalah satu tempatlain pada biji. Struktur seperti itu disebut ariloid.
Contohnya adalah pada biji jarak (Ricinus communis) yang bertempat di
dekat mikropil dan diebut karunkula. Selain itu, ada struktur akan lepas
dengan batas pelepasan yang bundar. Alat seperti itu disebut operkulum dan
ditemukan misalnya pada biji enau (Arenga pinnata).
b. Perkembangan biji
Pembuahan ganda
merupakan rangsangan yang memulai peristiwa yang menghasilkan bji. Pertumbuhan
dan diferensial bakal biji, kantung embrio, serta endosperm dan embrio
berlangsung stadium yang saling terkait serta mengikuti urutan yang khas.
Setelah pembuahan, pertumbuhan bakal biji segera diikuti oleh pertumbuhan
endosperm. Peningkatan volume endosperm berkaitan dengan pertambahan kantung
embrio. Embrio akan menunjukkan pertambahan ukuran dengan cepat setelah endosperm
mencapai volume maksimum. Pada kapri, pertumbuha embrio terjadi seiring dengan
pengurangan volume endosperm sehingga embrio hampir memenuhi kantung embrio
sebelum masa dorman.
Penyerapan
bahan embrio dari endosperm telah ditunjukkan pada Aesulus. Atom 14C
yang disuntikkan ke dalam kantung embrio akan terlokalisasi dalam keping biji.
Kantung embrio yang tumbuh merupakan wadah tempat masuknya air dan bahan
terlarut jaringan di dekatnya. Jaringan tersebut dipasok dengan air hasil
fotosintesis, dan nitrogen dari bagian vegetatif tumbuhan melalui jaringan
pembuluh dalam funikulus. Pemindahan makanan ke kantung embrio akan melibatkan
proses pencernaan sebagian sebagian besar jaringan bakal biji. Jadi,
embriogenesis juga merupakan persiapan bagi masa perkecambahan yang sukses.
Pada saat embriogenesis, jaringan hara di luar embrio dan di dalam embrio
sendiri akan mensintesis dan menyimpan sejumlah besar bahan makanan. Pada waktu
perkecambahan, sel yang sama akan membalikkan proses metabolisme dan akan
menghidrolisis zat hara yang tersimpan. Dalam pembalikan metabolisme yang
mendasar itu diduga terlibat aktivasi dan deaktivasi.
2.7
Struktur biji
Menurut Hidayat (1995: 251), setiap biji memiliki struktur , yaitu:
a. Biji jarak (Ricinus communis)
Biji jarak
berkembang dari bakal biji berintugmen dua helai (bitegmik). Nuselusnya
bersifat krasinuselat, yakni sel induk mengaspora tertanam beberapa lapisan di
bawah epidermis. Sebuah berkas pembuluh meluas lewat funifulus ke arah kalaza
dan bercabang diintegumen dalam. Pada penampang melintang percabangan tampak
seperti cincin.
Kantung embrio
tertanam cukup dalam pada nuselus. Mikropil dibentuk oleh kedua intugmen. Suatu
struktur yang tumbuh dari plasenta, yakni
obturator, sedkit menjorok
ke dalam mikropil. Oburator adalah struktur yang dianggap menuntun
tabung polen ke mikropil. Setelah pembuahan terdapat perubahan-perubahan.
Seperti pada integumen luar, sel epidermis luar meluas tangensial dan menyimpan
bahan yang mengakibatkan warna coklat dari biji. Sel epidermis dalam memanjang
seperti tiang, tetapi mesofil di antara kedua lapisan itu rusak tertekan. Dekat
mikropil terbentuk karunkula yang
mendorong obturator ke arah plasenta. Sel epidermis luar dari integumen dalam
memnjang radial, memperoleh susunan tiang dan tersklerifikasi. Sewaktu
endosperm dan embrio berkembang, sel nuselus di dekat mikropil membesar dan membentuk vakuola, dan yang ada di daerah
kalaza mengalami pembelahan berulang kali. Kegiatan meristemtik inilah yang terutama
menyebabkan pertumbuhan biji. Kecuali adanya sisa sedikit ditempat embrio
melekat, jaringan nuselus dekat kalaza masih ada di keseliling kantung embrio
yang membesar. Seiring dengan perkembangan endosperm, jaringan nuselus
terdorong ke arah ke lateral dan menjadi suatu lapisan sel remuk yang melapisi
kulit biji. Pada keadaan masak, endosperm merupakan bagian terbesar dari biji,
dan embrio berada sepanjang sumbu panjang dari biji.
b. Biji Fabaceae
Biji fabaceae
berdiferensiasi dari bakal biji berintegumen dua. Integumen-dalam hilang sewaktu
perkecambahan biji, sedangkan integumen-luar berkembang menjadi berbagai
lapisan sel. Lapisan terluar, yakni epidermis, tetap uniseriat dan berkembang
menjadi lapisan tiang yang terdiri dari sklereid dengan dinding menebal tak
rata. Di daerah hilum terdapat dua lapisan tiang. Lapisan terluar berasal dari
funkulus. Sel pada lapisan subepidermal berdiferensiasi menjadi macam-macam
sel, antara lain sel tiang, osteosklereid, atau lagenosklereid, bergantung pada
penebalan dinding dan bentuk sel. Jaringan yang lebih dalam dapat berbentuk
parenkim yang sering tertekan dan rusak. Sistem jaringan pembuluh biasanya
berkembang dengan baik. Dari funikulus, berkas pembuluh memasuki daerah kalaza
dan bercabang di sana.
Struktur tiang
beberapa biji Leguminosae yang keras dianggap berkaitan dengan tinggkat impermeabilitasnya
yang tinggi. Suatu yang disebut ‘garis terang’ diduga merupakan daerah yang
amat impermeabel. Efek garis terang diduga akibat pemantulan intensif pada
daerah tertentu pada dinding sel epidermis. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa penampakan garis terang disebabkan oleh arah tumbuh mikrofil. Pada
sayatan biji, daerah itu berorientasi tangensial di sebelah atas tengah atau
didekat dinding luar. Dinding sel pada daerah garis terang tampak amat kompak.
Biji fabaceae
yang keras mencapai dan mempertahankan kadar air yang rendah sekali, yang tidak
dipengaruhi oleh fluktuasi kadar air di sekeliling biji. Kemampuan untuk
memperoleh tingkat kekeringan yang demikian tinggi dianggap merupakan akibat
adanya testa yang amat impermeabel dan mekanisme katup di hilum. Hilum berlaku
sebagai katup higroskopik; sepanjang alur hilum terdapat celah; celah ini membuka
jika udara sekeliling biji itu kering dan menutup jika udara itu lembab. Jadi,
masuknya air dicegah, namun hilangnya air dimugkinkan.
2.8 Jaringan Cadangan makanan
Menurut Hidayat
(1995: 153), biji yang menyimpan cadangan makanan dalam endosperm (terutama
pada monokotil) atau perisperm (Amanthaceae, Chenopo diaceae) disebut biji
beralburming, sedangkan yang tidak memilikinya dinamakan biji non-albumin.
Namun, perbedaan itu tidak mutlak karena biasanya tampak kominasi antara
penyimpanan dalam embrio dan yang diluarnya.
Endosperm
merupakan jaringan yang khas bagi Angiospermae dan merupakan hasil penyatuan
tiga inti, yakni dua inti polar dan satu inti gamet jantan. Ada tiga macam cara
pembentukan endosperm, yakni nuklir, seluler, dan hebobial.
Pada endosperm nuklir, pembelahan inti menghasilkan sejumlah besar inti bebas.
Endosperm seperti itu dapat tetap berinti bebas atau kemudian mengalami
pembenukan dinding di kelilingi setiap inti. Contohnya pada Capsella
bursa-pastoris. Pada endosperm seluler, pembentukan dinding dimulai pada
mitosis pertama dan berlanjut selama endosperm tumbuh. Pada endosperm helobial
(nama menurut kelompok Helobiae), kantung embrio terbagi menjadi dua sel yang
tak sama besar. Sel yang besar (biasanya di daerah kalaza), umumnya berkembang
monoseluler, sedangkan sel di dekat mikrofil, selain berukuran lebih kecil juga
beragam perikunya. Jenis helobial ditemukan terutama pada monokotil.
Pada jenis
endosperm nuklir, inti bebas biasanya berkumpul di lapisan sitoplasma parietal
(ditepi) dan di tengah sel terdapat vakuola yang besar. Namun pada Capstell,
inti endosperm berhimpun di kedua ujung embrio. Endosperm di ujung kalaza
terlibat dalam pencernaan sel nuselus. Pasda sejumlah tumbuhan, sel nuselus
seperti itu mula-mula amat membesar dan bersitoplasma banyak sebelum hancur
dihadapan kantung embrio yang membesar. Ketika tumbuh, sel nuselus yang berhipertrofi
itu, sebagaimana tampak Capsella, menunjukkan adanya protein dan asam
nukleat.
Pembetukan
dinding sel terjadi saat inti ada di daerah perietal (tepi). Dalam pembentukan
dinding, tampak adanya fragmoplas dan papan sel. Endosperm seluler mula-mula
ditemukan di ujung mikrofil dan secara bertahap memenuhi ruang tengah yang
berisi cairan vakuola. Pada kelapa (Cocos nucifera) yang termasuk
kelompok berjenis endosperm nuklir, ruang tengah tidak terisi oleh sel,
melainkan berisi cairan air kelapa di waktu buah masak.
Bahan makanan
yang disimpan dibiji adalah karbohidrat, protein, dan lipid. Ketiga senyawa itu
terdapat bersama-sama, namun jumlahnya beragam dalam biji. Dilihat dari berat
keringnya, biji serealia mengandung pati 70 – 80%, pada ercis dan kacang
sekitar 50%. Pada biji jagung, meskipun
cadangan makan utama adalah pati yang terutama ditemukan dalam endosperm,
embrionya mengandung minyak sebanyak 50%. Biji kedelai 20% minyak dan 40%
protein.
2.9 Endosperma (Putih Lembaga Dalam)
Menurut Moertolo
(1999: 98), berdasarkan proses pembentukan biji dapat dibedakan menjadi tiga
tipe:
a.
Tipe inti,
perkembangan dimulai dengan pembelahan inti endosperm primer menjadi banyak,
baru kemudian dibentuk dinding sel secara bertahap (contoh: Widuri, jeruk).
Proses ini dikenal sebagai pembelahan inti bebas. Kadang-kadang di dalam sebuah
sel endosperma yang terbentuk didapatkan lebih dari satu inti. Keadaan ini
memacu inti-inti tersebut.
b.
Tipe sel. Pada
tipe ini membelah langsung diikuti dengan pembentukan sel (contoh: sirsat).
c.
Tipe helobial.
Tipe yang jarang ditemukan, tipe pada monokotil. Perkembangannya diawali dengan
pembelahan menjadi dua sel yang tidak sama besar. Sel pada kutub khalaza kecil
dan biasanya cepat mengalami degenerasi. Sel pada bagian mikropil lebih besar
dan mengalami pembelahan inti bebas.
Pada jenis tertentu endosperm tidak berkembang (Anggrek).
Banyak jenis tumbuhan endospermanya berkembang dengan baik, sehingga membentuk
cadangan makanan makanan di dalam biji. Biji-bijian yang albuminus (berputih
lembaga), khususnya berputih lembaga dalam (endosperma). Jenis-jenis yang lain
tidak mempunyai endosperma di dalam biji yang eksalbuminus (tanpa putih
lembaga), misalnya pada kacang-kacangan, waluh-waluhan, yang cadangan
makanannya, bukan endosperma, dikembangkan di dalam kotiledon. Zat makanan yang
terdapat di dalam endosperma ialah zat pati, minyak, protein, dan jarang sekali
yang lain. Minyak banyak ditemukan dibiji kelapa, randu, bunga matahari.
Biji-bijian dengan banyak tepung antara lain padi, gandum. Protein banyak
terdapat di dalam endosperma biji kapas, polong-polongan. Pada biji Gramineae
(misalnya jagung) protein terdapat pada lapis aleutron, sedang pada biji
jarak terdapat sebagai “kristal-kristal” aleutron.
Berdasarkan konsistensinya dikenal pula berbagai jenis endosperm: membatu
(beberapa jenis palem), bertepung (jagung, padi), berdaging (jarak,
kelapa), menunduk (kopi), berair (kelapa).
Cadangan makanan dapat pula meupakan perkembangan jaringan nuselus
yang dinamakan perisperma (putih lembaga luar): bit, jahe, bayam, lada. Pada
biji pala oleh sementara ahli perkembangan nuselus
Embrio (Lembaga), zigot pada angiospermae umumnya membelah
melintang (tegk lurus pada poros kantung lembaga) membentuk satu sel basal ke
arah mikrofil dan sel terminal yang mengarah ke pusat kantung lembaga. Sel
basal, akibat pembelahan melintang berulang, membentuk rangkaian sel, atau
filamen, yang dinamakan suspensor. Sel paling pangkal dari suspensor ini
biasanya menggembung dan berfungsi sebagai penyerap atau jangkar bagi
suspensor. Salah sau contoh perkembangan dari embrio dapat diikuti pada
tumbuhan Capsella bursa-pastoris (tumbuhan “dompet pastur”). Sel
suspensor yang paling ujung terletak yang terletak dibelakang sel terminal pada
perkembangan yang lebih lanjut berperan serta dalam pembentukan embrio, yaitu
pada perkembangan selanjutnya sel tersebut membentuk tudung akar dan ujung akar
lembaga. Sel terminal memulai perkembangannya dengan pembelalahan membujur dua
kali dengan bidang yang saling tegak lurus hingga berbentuk empat buah sel inilah
tingkat kuadran (tempat sel). Pembelahan berikut ialah pembelahan melintang dan
terjadilah oktan (delapan sel). Selanjutnya terjadilah pembelahan berulang
sehingga terjadi bentuk genta atau jantung yang berbentuk sepasang cuping yang
akan membentuk kotiledon diantaranya terdapat pucuk lembaga. Susunan akhir dari
suatu embrio angiospermae dari bawah ke atas ialah: akar lembaga (radikula),
hipokotil, dua lembar kotiledon (pada tumbuhan monokotil satu kotiledon tidak
berkembang), dan pucuk lembaga (plumula) diantara kedua kotiledon. Akar lembaga
berhubungan dengan suspensor.
Pada angiospermae kotiledon dapat mempunyai yang berbeda-beda.
Banyak jenis tumbuhan yang mempergunakan kotiledon sebagai tempat cadangan
makanan (kacang-kacangan). Jenis yang dimanfaatkan kotiledon untuk fotosintesis
pada waktu kecambah (jarak), atau sebagai tempat cadangan makanan dan
alat fotosintesis (waluh-waluhan). Pada Gramineae kotiledon berupa
perisai (skutelum).
Bakal biji di dalam bakal buah, melekat pada suatu tangkai yang
disebut tali pusar (funikulus).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Morfologi dan
anatomi tergolong Ilmu Tumbuh-Tumbuhan Murni, yaitu ilmu yang
mempelajari tumbuh-tumbuhan secara murni, karenanya tidak dapat secara langsung
digunakan dalam pelaksanaan-pelaksanaan lapangan. Morfologi adalah ilmu yang
mempelajari Susunan dan bentuk-bentuk bagian luar organ-organ tumbuh-tumbuhan. Sedangkan
anatomi tumbuh-tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan dan
bentuk-bentuk bagian dalam organ-organ tumbuhan.
Morfologi dan
anatomi biji tumbuhan berarti ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk-bentuk
bagian luar dan dalam biji tumbuhan. Biji mempunyai bagian dan struktur
tersendiri yang mempunyai peranan pentng dalam proses perkembangan bakal biji
menjadi biji.
DAFTAR
PUSTAKA
Hazal maskell. Memahami
Biologi. Jakarta: Erlangga.
Hidayat,
Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan. Bandung: ITB Bandung.
Kartasapoetra.
1998. Anatomi tumbuhan (tentang sel dan jaringan). Jakarta: Bumi Aksara.
Moertolo, Ali.
Sunarmi. Eko Sri Sulastri.1999. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: Universitas
Negeri Malang Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Biologi.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Casino Review & Ratings by MrCD
BalasHapusIn our Casino Review, we cover the bonuses and 동두천 출장안마 promotions and games offered. Claim the welcome bonus 여수 출장마사지 at 성남 출장안마 MrCD and read 경산 출장안마 our full Casino review. Rating: 4 통영 출장마사지 · Review by Dr