Jumat, 05 April 2019

MAKALAH BOTANI SPERMATOPHYTA


MAKALAH BOTANI
SPERMATOPHYTA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1.    Kiki Amalia                       (1522220008)
2.    Marsella Purna Lestari       (1522220038)
3.    Wirta Tahwila                    (1512220024)


Dosen Pembimbing :
Riri Novita S, M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Botani merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan. Botani memungkinkan kita mengenali tumbuhan dari namanya, membantu kita menghargai tumbuh-tumbuhan dan cara-caranya mempengaruhi kehidupan kita baik secara langsung maupun tak langsung. Salain itu, botani juga memberikan kepada kita latar belakang ilmiah agar kita bertindak secara berakal dalam menangani tumbuh-tumbuhan.[1]
Dalam sejarah bumi, yang pertama-tama harus dikembangkan ialah tumbuhan agar dapat berlangsung kehidupan binatang-binatang sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini. Tumbuh-tumbuhan memiliki berbagai macam jenis. Salah satunya ialah tumbuhan berbiji (spermatophyta).
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembngan filogenetik tertinggi, yang sebagai cirri khasnya ialah adanya suatu organ ynag berupa biji (dalam bahasa Yunani : sperma).
Biji berasal dari bakal biji yang dapat disamakan dengan makrosporanium. Di dalamnya dihasilkan makrospora yang tidak pernah meninggalkan tempatnya, dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang sementara tetap di tempat itu pula. Sementara itu bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu berkembang menjadi alat reproduksi yang disebut biji. Jadi, dari segi ontogenia, biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau seksual, karena terjadinya didahului oleh suatu peristiwa seksual yaitu peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan.
Namun demikian, dalam lingkungan tumbuhan biji dapat kita jumpai perkecualian-perkecualian dalam hubungan pembentukan embrio dalam biji, dalam arti bahwa embrio tidak selalu merupakan hasil peristiwa seksual. Pembentukan embrio melalui pelebuaran sel-sel kelamin kita kenal dengan istilah amfimiksis, sedangkan terjadinya embrio tanpa melalui peristiwa perkawinan disebut apomiksis.[2]

1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1.    Apa pengertian dari spermatophyta ?
2.    Apa saja pembagian dari spermatophyta ?
3.    Bagaimana proses reproduksi pada tumbuhan spermatophyta ?

1.3  Tujuan
 Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1.    Mengetahui pengertian dari spermatophyta ?
2.    Mengetahui pembagian dari spermatophyta ?
3.    Mengetahui bagaimana proses reproduksi tumbuhan spermatophyta ?














BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Spermatophyta
Tumbuhan berbiji atau sering disebut dengan spermatophyta merupakan tumbuhan yang paling banyak di kenal oleh masyarakat umum. Karena kebanyakan tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok tumbuhan spermatophyta ini, sangat bersentuhan langsung dengan kepentingan hidup manusia. Banyak tanaman yang dibudidayakan termasuk kelompok spermatophyta.
Spermatophyta berasal dari kata sperma yang berarti biji dan phyton yang berarti tumuhan. Biji adalah tumbuhan yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Oleh karena perkembangbiakannya dengan menggunakan biji, maka secara sederhana tumbuhan yang demikian dimasukan kedalam tumbuhan berbiji. Kadang-kadang biji dari tumbuhan kelompok ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Jadi di samping sebagai alat reproduksi juga sebagai sumber pangan.
Tumbuhan yang termasuk kedalam kelompok spermatophyta ini secara morfologi, sudah dapat dibedakan antara akar, batang, daun, sesuai dengan pengertian sehari-hari. Artinya bahwa masyarakat secara umum, yang dimaksud dengan akar, batang, dan daun adalah akar, batang dan daun yang ada dan nampak dimiliki oleh tumbuhan berbiji. Karena memiliki akar, batang dan daun serta menghasilkan biji maka golongan tumbuhan ini disebut juga dengan cormophyta berbiji. Nama lain untuk sebutan dari tumbuhan berbiji ini adalah Anthophyta (tumbuhan berbunga), Phanerogamae (tumbuhan yang perkawinannya terlihat), Embriophyta sifonogama (tumbuhan yang berlembaga dan perkawinannya melalui pembuluh).[3]

2.2  Ciri-Ciri Umum Spermatophyta
                 Menurut Nyoman Wijana (2014;129), ciri-ciri dari spermatophyta adalah sebagai berikut :
a.    Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga atau pun runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan, yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu prores reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
b.    Sperma atau sel kelamin jantan menuju ke sel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
c.    Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan-bahan lain.
d.   Pada hakikatnya tumbuhan berbiji memiiki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.

Menurut Nyoman Wijana (2014;128-129), karakter dari tumbuhan biji dilihat dari akar, batang, dan daun dapat diringkas seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1. Karakter Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
No.
Organ
Karakter
1.
Akar
Morfologi : akar serabut, akar tunggang
Anatomi : lapisan luar (epidermis), kulit dalam (kortex), silinder pusat (stele) (xylem dan phloem)
Fungsi : alat untuk menyerap air dan mineral dari dalm tanah serta untuk menancapkan diri ke tanah.
2.
Batang
Bentuk tumbuh : tegak, condong, berbaring dan merayap
Anatomi : epidermis, korteks , stele (xylem da phloem)
Fungsi : penghubung akar dan daun sehingga batang dapat memtransportasikan air dan garam mineraldari akar ke daun atau sebaiknya.
3.
Daun
Morfologi tulang daun yang bervariasi (palminervis, peninervis, rektinervis, curvinervis).
Anatomi : epidermis mesofil (jaringan tiang dan jaringan bunga karang), bunga karang ada xylem ada phloem.
Fungsi : tempat berlangsungnya fotiosintesis.
4.
Bunga
Morfologi : alat kelamin jantan (benang sari) penghasil sperma, dan ada alat kelamin betina (putik) penghasil ovum.

Tumbuhan berbiji (spermatophyta) biasanya dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnosperma) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiosperma) (Moertolo dkk, 1999;78-79).

2.3  Gymnospermae (Tumbuhan Beriji Terbuka)
Istilah “tumbuhan berbiji terbuka” merupakan terjemahan dari “gimnosperma” yang berarti “biji telanjang. Gimnosperma mempunyai bakal biji yang terbuka bebas tanpa pelindung baik sebelum maupun sesudah pembuahan (fertilisasi). Bakal biji merupakan salah satu bukti bahwa gimnosperma lebih berkembang dari pada tumbuhan paku, akan tetapi belum semaju angiosperma yang bakal bijinya terlindung dan terbungkus.
Kelompok tumbuhan ini mempunyai habitat yang terbatas. Demikian juga kemampuan mereka untuk berkembangbiak secara vegetatif sangat berkurang atau terbatas. Kelompok tumbuhan ini dikenal pula mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. [4]

a.   Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae di bagi atas empat divisi yaitu:
1.    Kelas Cycadophyta
Divisi inti berangotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun tidak ditemukan dalm fosil, tumbuhan ini diduga sudah muncul pada zaman Trias kapur awal.
Jenis tumbuhan ini memiliki susunan daun dan bentuk batang menyerupai pohon palem dan batangnya tang tidak bercabang. Tumbuhan dari kelas ini bersifat dioecious (rumah dua). Contoh Cicas rumpii (pakis haji), Zamia, dan Cycas revoluta.[5]
2.    Kelas Gnetophyta
Ciri khas tumbuhan ini adalah memiliki batang lurus, bercabang-cabang atau tidak. Bunga berkelamin tuggal, yaitu strobilus jantan dan betina terdapat dalam satu pohon. Bunga tersusun majemuk. Contoh Gnetum gnemon (melinjo) (Moertolo dkk, 1999;78-79).
3.    Kelas Coniferophyta
              Tumbuhan coniferae mempunyai bentuk yang bervariasi, ada yang tipis, ada yang tebal agak lebar, dan ada oula yang berbentuk seperti jarum. Contoh dammar (Agethis alba), tusam (Pinus merkusii), dan balsam (Abies balsamania) (Wijana, 2014;132)..
              Tumbuhan biji terbuka ini memiliki peran yang pentig bagi kehidupan penindustrian untuk industry kertas dan korek api digunakan tumbuhan pinus dan dammar. Pinus dan dammar juga digunakan sebagai bahan cat dan permis. Di samping itu juga digunakan unutuk tanaman hias seperti Araucaria, Thuja, dan Cupressus (Wijana, 2014;132).
4.    Kelas Ginkgophyta
              Anggota divisi ini hanya satu spesies, yaitu Ginkgo biloba. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli daratan cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas, mudah gugur dan berumah dua (serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan). Berdasarkan bukti fosil Ginkgo diperkiran hidup sejak zaman Jura (181 juta tahun yang lalu) (Wijana, 2014;132).
Kelompok tumbuhan ini mempunyai habitat yang terbatas. Demikian juga kemampuan mereka untuk berkembangbiak secara vegetatif sangat berkurang atau terbatas. Kelompok tumbuhan ini dikenal pula mengalami pertumbuhan yang sangat lambat (Wijana, 2014;132).

b.   Susunan Tubuh
Pada dasarnya perakaran gymnosperma ialah perakaran tunggang. Kadang-kadang pada akar didapatkan mikoriza (pinus) atau bintil-bintil (cycas). Umumnya tumbuhan ini mempunyai batang yang tegak menjulang ke udara. Jenis –jenis tertentu mempunyai batang berbaring (juniperus horizontalis) atau batangnya menjadi umbi di dalam tanah (zamia). Batangnya umumnya bercabang (pinus, cedrus), tetapi ada pula yang tanpa cabang (cycas, bowenia) (Moertolo dkk, 1999;78-79).
Beberapa jenis (ginkgo, pinus) mempunyai percabangan yang berbeda. Sebagian tumbuhan berbiji terbuka mempunyai mikrofil, sebagian lain mempunyai megafil (Ginkgo, Gnetum). Beberapa jenis tumbuhan mempunyai daun letak berhadapan atau bersilang (Gnetum, Ephedra, welwitschia) (Moertolo dkk, 1999;78-79).

c.    Reproduksi Gymnospermae
Serbuk sari terdapat pada badan yang di sebut strobilus. Ada dua macam strobilus yaitu strobilus jantan dan strobilus betina. Strobilus jantan menghasilkan spermatozoid, dan strobilus betina menghasilkan ovum. Apabila strobilus jantan dan betina terdapat pada satu pohon di sebut dengan tumbuhan berbunga satu (Wijana, 2014;130).
Contoh tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon). Apabila strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda di sebut dengan tumbuhan berumah dua. Contoh pakis haji (Cicas rumphii) dan cemara gunung (Phinus merkusii). Pembuahan pada tumbuhan Gymnospermae merupakan fertilisasi tunggal dengan selang waktu antara penyerbukan dan pembuahan umumnya berlangsung cukup lama (Wijana, 2014;130).

2.4    Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup)
Tumbuhan berbiji tertutup atau angiosperma, terdapat di lingkungan yang luas, mereka dapat ditemukan sebagai tumbuhan yang hidup di tanah yang lembab maupun kering. Tumbuhan ini dapat ditemukan pula sebagai tumbuhan air, bahkan di daerah pasang surut, mereka dapat berupa tumbuhan epifit bahkan parasit (Moertolo dkk, 1999;88).
Perawakan mereka bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan basah (herba), semak, atau pohon dengan pertumbuhan sekunder yang kuat. Bila pada gimnosperma umumnya hanya dikenal dua bentuk pohon (bentuk palem atau bentuk cemara dengan mahkota daun berbentuk kerucut), pada angiosperma arsitekturnya sangat bervariasi, walaupun dasar percabangannya hanya dua macam, yaitu monopodial atau simpodial (model: kelapa, kamboja, bamboo, ketapang, dll) (Moertolo dkk, 1999;88).
 Banyak diantara jenis tumbuhan ini yang berbunga dan berbuah berulang kali, polikarpa. Beberapa jenis tumbuhan hanya dapat berbunga dan berbuah sekali, monokarpa. Sepanjang hidupnya, walaupun panjang hidupnya berbeda-beda, yaitu dapat semusim atau setahun (jagung, kedelai), dua tahun (bit), beberapa tahun (sagu) (Moertolo dkk, 1999;88).
Menurut Nyoman Wijana (2014;133), Ciri-ciri tumbuhan Angiospermae adalah sebagai berikut :
a.    Mempunyai bunga yang sesungguhnya
b.    Daun yang pipih, lebar dengan susunan tulang yang beranekaragam
c.    Bakal biji atau biji tidak tampak karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik
d.   Selisih waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan
e.    Mengalami pembuahan ganda
Tumbuh-tumbuhan (filum Angiospermatophyta) dibagi menjadi dua kelas yaitu:
1.   Kelas Liliopsida (Monokotil)
Umumnya monokotil memiliki biji dengan satu kotiledon (daun biji), daun-daun foliagennya sempit, dengan pembuluh-pembuluh parallel, komponen-komponen bunga berbentuk kelipatan tiga, sepal (kelopak) dan petal (mahkota) tidak dapat dibedakan sehingga dikenal sebagai tepal. Jaringan-jaringan vaskular (pengangkut) bertebaran dalam berkas acak di sepanjang batang, dan karena tidak memiliki kambium batang (sel-sel penyekat aktif yang menghasilkan kayu) maka sebagian besar monokotil bersifat herba/menema.[6]
Berikut ini adalah beberapa family anggota kelompok monokotil  dengan beberapa contoh tumbuhannya.
a.       Liliaceae
Contoh umum dari family ini adalah lili (Lilium), asparagus (Asparagus cooperi), tumbuhan merambat, sungsang (Gloriosa Superba), agave (Agave sisalana), bawang besar (Allium cepa), bawang merah (A. ascolinisum), dan bawang putih (A. sativum) (Syamsuri, 2006;153).
b.      Palmae
Contoh family ini adalah kepala (Cocos) dan kurma (Phoenix) (Syamsuri, 2006;153).
c.       Gramineae
         Contoh family ini adalah padi, gandum, rumput dan bamboo (Syamsuri, 2006;153).
d.      Orchidaceae
         Family ini disebut juga keluarga anggrek. Beberapa contohnya ialah anggrek Cattleya, Dendrobium, Phalaenopsis, Arundina, Vanda, Epidendrum, Lealia, Oncidium dan vanilla (Vanilla planifolia) (Syamsuri, 2006;153).
e.       Musaceae
         Contoh family ini dalah pisang raja, pisang tanduk dan pisang kipas (Syamsuri, 2006;153).
f.       Zingiberaceae
         Contoh family ini adalah jahe dan lengkuas (Syamsuri, 2006;153).
2.   Kelas Magnoliopsida (Dikotil)
Dikotil memiliki biji-biji dengan dua kotiledon, daun-daunnya lebar dengan sebuah tulang daun ditengahnya dan pembuluh-pembuluh bercabang, bagian-bagian bunga terbentuk dengan kelipatan empat atau lima, biasanya kelopaknya kecil dan hijau, mahkotanya lebar dan berwarna-warni, berkas-berkas vaskuler tersusun dalam sebuah cincin di sekeliling tepi batang, dan karena banyak tumbuhan dikotil memiliki kambium batang yang menghasilkan kayu, maka ada bentuk-bentuk yang berkayu maupun bentuk-bentuk herba (A Dorling, 2007;25). 
Berikut ini adalah beberapa family anggota kelompok dikotil dengan beberapa contoh tumbuhannya.
a.       Caryophyllaceae
Anggota Caryophyllaceae habitusnya herba dan merupakan tanaman semusim atau tahunan. Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman hias. Contohnya anatara  lain Dianthus chinensis, D. caryophytallius, Arenaria dan Agrotemma (Syamsuri, 2006;151).
b.      Mognoliaceae
         Anggota famili ini berupa pohon atau perdu dam bunga cukup menarik. Contohnya antara lain cempaka putih (Magnolia grandiflora), cempaka ambon (Magnolia figo) dan Liriodendron (Syamsuri, 2006;151).
c.       Ranunculaceae
         Anggotanya misal Clematis faniculata yang banyak digunakan sebagai tanaman hias, jinten hitam (Nigela sativa) untuk bumbu dapur, Delphidium dipakai sebagai bunga potong, jukut (Drymaria corduta) yang hidup dip agar, sepanjang sungai, tempat lembab dan banyak dipakai sebgai obat cuci perut dan obat bisul (Syamsuri, 2006;151).
d.      Papaveraceae
         Contohnya adalah deruju atau celangkringan (Argemone mexicana) dan Papever somniverum (Syamsuri, 2006;151).
e.       Cruciferae
         Contonya adalah kubis (Brassica olariceae), sawi (B. tugosa), lobak (Raphanus sativus) dan sawi tanah (Nasturlium heterophyllum) (Syamsuri, 2006;152).
f.       Rosaceae
         Anggota dari family ini banyak kita kenal misalnya mawar, apel, apricot, pir, rubus dan arbei (Syamsuri, 2006;152).
g.      Leguminosae
         Famili ini disebut polong-polongan misalnya flamboyan, akasia, tuba, kembang merak, daun kupu-kupu, kaliandra, kembang telang, jengkol, lamtoro, petai, kacang tanah, asam serta kacang ercis dan buncis (Syamsuri, 2006;152).
h.      Malvaceae
         Contoh tumbuhan ini adalah kembang sepatu dan kapas (Syamsuri, 2006;152).
i.        Cactaceae
         Tumbuhan yang termasuk dalam family ini adalah semua yang kelompok kaktus, yang mencapai hampir 1.500 spesies contohnya adalah Cereus jamacaru, Opumtia monacaptha, Epiphyllum, Perescia dan Ferocactus (Syamsuri, 2006;152).
j.        Umbelliferae
         Contohnya ialah ketembar, jinten, seledri, adas, jinten putihdan tikim (Syamsuri, 2006;152).


k.      Labiatae
         Anggota famili ini banyak menghasilkan minyak aromatic, misalnya daun poko yang mengandug menthol, nilam atau dilem, lavender dan kumis kucing (Syamsuri, 2006;152).
l.        Solanaceae
         Contoh tumbuhan famili ini yang paling umum adalah kentang, tomat, cabai, tembakau, terung dan kecubung (Syamsuri, 2006;153).
m.    Compositae
         Family ini memiliki anggota yang paling banyak,misalnya bandotan, selada, bunga matahari, Sonchus arvensis, Chysanthemum, Dahlia, Solidago, Arthemisia, Aster, Gerbera dan Zinnia (Syamsuri, 2006;153).

a.      Susunan Tubuh
1.   Akar
Pada tumbuhan berbiji tertutup, akar primer, yang merupakan hasil perkembangan dari akar lembaga, dapat berhenti berkembang tetapi diikuti dengan pembentukan beberapa akar yang lain pada pangkal batang tumbuhan dikotil pada dasarnya mempunyai perakaran tunggang, walaupun banyak juga yang mempunyai perakaran serabut terutama pada tumbuhan dikotil yang tidak berasal dari biji (Moertolo dkk, 1999;88).  
Akar pada dasarnya berfungsi menyerap air beserta mineral terlarut dan memperkuat tegaknya batang, karena tumbuhan angiosperma sangat bervariasi, dapat pula mengubah atau mengembangkan fungsinya (penyimpanan makanan: singkong, wortel; akar nafas: bakau, haustorium, benalu; akar reproduksi: sukun, dsb). Penambahan fungsi tersebut menyebabkan perubahan bentuk dan susunannya (Moertolo dkk, 1999;88)..
2.    Batang
Fungsi batang yang utama ialah mendukung bagian-bagian tumbuhan di atas tanah terutama daun, dan sebagai penghubung antara akar dan daun. Batang, terutama batang muda atau batang lunak, mempunyai jaringan pengangkut (xylem, floem) terhimpun dalam berkas-berkas yang tersusun kolateral (Moertolo dkk, 1999;89).
Pada tumbuhan dikotil, di dalam berkas pengangkut di antara xylem dan floem terdapat jaringan, meristem yaitu kambium. Disebut berkas pengangkut kolateral terbuka.  Pada monokotil kambium tidak ditemukan (atau bila ada, misalnya pada beberapa jenis Liliaceae, tidak terdapat di dalam berkas pengangkut), sehingga di dalam berkas pengangkut xylem berbatasan langsung dengan floem, disebut berkas pengangkut kolateral tertutup (Moertolo dkk, 1999;89).
3.    Daun
Pada angiosperma dikenal empat macam susunan tulang daun yaitu menyirip, menjari, sejajar, dan melengkung. Susunan tulang daun pada dikotil umumnya ialah menyirip atau menjari, sedangkan tulang daun melengkung dan sejajar umumnya didapatkan pada monokotil, walaupun banyak juga monokotil yang mempunyai tulang daun menyirip atau menjari (Moertolo dkk, 1999;90).  

b.   Reproduksi Angiospermae
Angiospermae dapat berkembangbiak secara generatif dan vigetatif. Perkembangbiakan secraa generatif pada angiospermae disebut dengan pembuahan ganda. Pembuahan ganda artinya bahwa terjadi dua kali proses pembuahan yaitu antara sperma 1 dengan ovum menghasilkan zigot (2n) dan sperma 2 dengan inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma (3n). Untuk menjelaskan pembuhan ganda ini dapat dilakukan secara bertahap yakni pada serbuk sari dan pada putik (Wijana, 2014;133).
(sumber: www.google.com)
a.    Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putik terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu : eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah kemudian intin tumbuh memanjang membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini tumbuh menuju ke ruang bakal biji (Wijana, 2014;134).
Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar dengan posisi di depan disebut dengan inti vegetative yang berfungsi sebgai penunjuk jalan, dan yang kecil di posisi di belakang disebut dengan inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 (sperma 1) dan inti generatif 2 (sperma 2) (Wijana, 2014;134).
b.    Putik (pembentuk sel telur)
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal biji sel induk megaspore (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi satu sel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga rimer) (Wijana, 2014;134).
Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah secara mitosis sebanyak tiga kali, sehingga terbentuk 8 inti. Ke-8 inti tersebut masing-masing terbungkus membran sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji disebut multigamet (Wijana, 2014;134).
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang dibagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri  berdekatan. Yang tengah adalah ovum sedang yang mengapitnya kiri dan kanan adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu membentuk inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n) (Wijana, 2014;134).
Apabila terjadi pembuahan inti generatif 1 (sperma 1) membuahi ovum membentuk zigot, sedangkan inti generatif 2 (sperma 2) membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperma (3n). endosperma ini selanjutnya berperan sebgai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti vegatatif akan mati setelah sampai di bakal biji (Wijana, 2014;134).
c.    Ovul dan Produksi Sel Telur
Walaupun segelintir spesies tumbuhan tak berbiji bersifat heterosfor, tumbuhan berbiji bersifat unik karena mempertahankan megasporangium megaspora di dalam sporofit induk. Selapis jaringan sporofit yang disebut integument membungkus dan melindungi megasporangium. Megasporangia gimnosperma dikelilingi oleh satu integumen, sementara megasporangia angiosperma biasanya memiliki dua integumen.
Struktur keseluruhan– megasporangium, megaspore, dan integumennya disebut ovul (ovule­). Di dalam setiap ovul   (dari kata Latin ovulum, telur kecil), gametofit betina berkembang dari megaspora dan menghasilkan satu sel telur atau lebih.
d.   Polen dan Produksi Sperma
Mikrospora berkembang menjadi serbuk polen (pollen grain), atau serbuk sari) yang terdiri dari sebuah gametofit jantan yang diselubungi oleh dinding polen. Dinding polen yang tangguh, yang mengandung polimer sporopolenin, melindungi serbuk polen ketika ditranspor dari tumbuhan induk melalui angin.
Transfer polen ke bagian tumbuhan berbiji yang mengandung ovul disebut polinasi (pollination). Jika serbuk polen bergeminasi (mulai tumbuh) atau berkecambah, tabung polen akan muncul dan melepaskan sperma ke dalam gametofit betina di dalam ovul.[7]

(Sumber : www.google.com)
(Sumber : www.google.com)
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Spermatophyta berasal dari kata sperma yang berarti biji dan phyton yang berarti tumuhan. Biji adalah tumbuhan yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Oleh karena perkembangbiakannya dengan menggunakan biji, maka secara sederhana tumbuhan yang demikian dimasukan kedalam tumbuhan berbiji.
Spermatophyta terbagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) terbagi lagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.
Dalam reproduksi spermatophyta terdapat tumbuhan dengan pembuahan ganda dan ada juga tumbuhan yang pembuahan tunggal. Pembuahan tunggal terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) sedangkan pembuahan ganda terjadi pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).














DAFTAR PUSTAKA

Cambell, Neil A. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hlm.186.

Kindersley, A Dorling. 2007. Ensiklopedia Sains dan Teknologi. Jakarta: Lentera Abadi. hlm.25.

Moertolo, Ali dkk. 1999. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang Press. hlm.78

Syamsuri, Istamar Dkk. 2006. Biologi Jilid 1b. Jakarta: Erlangga. hlm.47-48.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyte). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm.1

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa. hlm.1

Wijana, Nyoman. 2014. Biologi Dan Lingkungan. Yogyakarta: Plantaxia. hlm.128


[1] Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani Umum 1, Angkasa, Bandung, 1983, hlm.1
[2] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyte), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2013, hlm.1
[3] Nyoman Wijana, Biologi Dan Lingkungan, Plantaxia, Yogyakarta, 2014, hlm.128
[4] Ali Moertolo dkk, Keanekaragaman Tumbuhan, Universitas Negeri Malang Press, Malang, 1999, hlm. 78
[5] Istamar Syamsuri Dkk, Biologi Jilid 1b, Erlangga, Jakarta, 2006, Hlm. 47-48.
[6] A Dorling Kindersley, Ensiklopedia Sains dan Teknologi, Lentera Abadi, Jakarta, 2007, hlm.25.
[7] Neil A Cambell, Biologi Edisi 8 Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2008, hlm, 186.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar