MAKALAH
BOTANI
SPERMATOPHYTA
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
1
1.
Kiki Amalia (1522220008)
2. Marsella
Purna Lestari (1522220038)
3. Wirta
Tahwila (1512220024)
Dosen Pembimbing :
Riri Novita S, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Botani merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang tumbuhan. Botani memungkinkan kita mengenali tumbuhan dari namanya,
membantu kita menghargai tumbuh-tumbuhan dan cara-caranya mempengaruhi
kehidupan kita baik secara langsung maupun tak langsung. Salain itu, botani
juga memberikan kepada kita latar belakang ilmiah agar kita bertindak secara
berakal dalam menangani tumbuh-tumbuhan.[1]
Dalam sejarah bumi, yang pertama-tama harus dikembangkan
ialah tumbuhan agar dapat berlangsung kehidupan binatang-binatang sebagaimana
yang kita ketahui sekarang ini. Tumbuh-tumbuhan memiliki berbagai macam jenis. Salah
satunya ialah tumbuhan berbiji (spermatophyta).
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembngan filogenetik tertinggi, yang sebagai cirri khasnya ialah adanya
suatu organ ynag berupa biji (dalam bahasa Yunani : sperma).
Biji berasal dari bakal biji yang dapat disamakan dengan
makrosporanium. Di dalamnya dihasilkan makrospora yang tidak pernah
meninggalkan tempatnya, dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi
makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi pembuahan,
zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang sementara tetap di tempat
itu pula. Sementara itu bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu
berkembang menjadi alat reproduksi yang disebut biji. Jadi, dari segi
ontogenia, biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau seksual, karena
terjadinya didahului oleh suatu peristiwa seksual yaitu peleburan sel telur
dengan sel kelamin jantan.
Namun demikian, dalam lingkungan tumbuhan biji dapat kita
jumpai perkecualian-perkecualian dalam hubungan pembentukan embrio dalam biji,
dalam arti bahwa embrio tidak selalu merupakan hasil peristiwa seksual.
Pembentukan embrio melalui pelebuaran sel-sel kelamin kita kenal dengan istilah
amfimiksis, sedangkan terjadinya embrio tanpa melalui peristiwa perkawinan
disebut apomiksis.[2]
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari spermatophyta ?
2. Apa saja pembagian dari
spermatophyta ?
3. Bagaimana proses reproduksi pada
tumbuhan spermatophyta ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari
spermatophyta ?
2. Mengetahui pembagian dari
spermatophyta ?
3. Mengetahui bagaimana proses reproduksi
tumbuhan spermatophyta ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Spermatophyta
Tumbuhan berbiji atau sering disebut
dengan spermatophyta merupakan tumbuhan yang paling banyak di kenal oleh
masyarakat umum. Karena kebanyakan tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok
tumbuhan spermatophyta ini, sangat bersentuhan langsung dengan kepentingan hidup
manusia. Banyak tanaman yang dibudidayakan termasuk kelompok spermatophyta.
Spermatophyta berasal dari kata sperma yang berarti biji dan phyton yang berarti tumuhan. Biji adalah
tumbuhan yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Oleh karena perkembangbiakannya
dengan menggunakan biji, maka secara sederhana tumbuhan yang demikian dimasukan
kedalam tumbuhan berbiji. Kadang-kadang biji dari tumbuhan kelompok ini dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Jadi di samping sebagai alat reproduksi
juga sebagai sumber pangan.
Tumbuhan yang termasuk kedalam kelompok
spermatophyta ini secara morfologi, sudah dapat dibedakan antara akar, batang,
daun, sesuai dengan pengertian sehari-hari. Artinya bahwa masyarakat secara
umum, yang dimaksud dengan akar, batang, dan daun adalah akar, batang dan daun
yang ada dan nampak dimiliki oleh tumbuhan berbiji. Karena memiliki akar,
batang dan daun serta menghasilkan biji maka golongan tumbuhan ini disebut juga
dengan cormophyta berbiji. Nama lain untuk sebutan dari tumbuhan berbiji ini
adalah Anthophyta (tumbuhan
berbunga), Phanerogamae (tumbuhan
yang perkawinannya terlihat), Embriophyta
sifonogama (tumbuhan yang berlembaga dan perkawinannya melalui pembuluh).[3]
2.2 Ciri-Ciri Umum Spermatophyta
Menurut
Nyoman Wijana (2014;129), ciri-ciri dari spermatophyta adalah sebagai berikut :
a. Struktur
perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga atau pun runjung.
Setiap biji mengandung bakal tumbuhan, yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu
prores reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan
dewasa.
b. Sperma
atau sel kelamin jantan menuju ke sel telur atau sel kelamin betina melalui
tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
c. Tumbuhan
biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan-bahan lain.
d. Pada
hakikatnya tumbuhan berbiji memiiki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
Menurut Nyoman Wijana (2014;128-129), karakter
dari tumbuhan biji dilihat dari akar, batang, dan daun dapat diringkas seperti
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1. Karakter Tumbuhan
Berbiji (Spermatophyta)
No.
|
Organ
|
Karakter
|
1.
|
Akar
|
Morfologi : akar
serabut, akar tunggang
Anatomi :
lapisan luar (epidermis), kulit dalam (kortex), silinder pusat (stele) (xylem
dan phloem)
Fungsi : alat untuk
menyerap air dan mineral dari dalm tanah serta untuk menancapkan diri ke
tanah.
|
2.
|
Batang
|
Bentuk tumbuh :
tegak, condong, berbaring dan merayap
Anatomi : epidermis,
korteks , stele (xylem da phloem)
Fungsi : penghubung
akar dan daun sehingga batang dapat memtransportasikan air dan garam
mineraldari akar ke daun atau sebaiknya.
|
3.
|
Daun
|
Morfologi tulang daun
yang bervariasi (palminervis, peninervis, rektinervis, curvinervis).
Anatomi : epidermis
mesofil (jaringan tiang dan jaringan bunga karang), bunga karang ada xylem
ada phloem.
Fungsi : tempat
berlangsungnya fotiosintesis.
|
4.
|
Bunga
|
Morfologi : alat
kelamin jantan (benang sari) penghasil sperma, dan ada alat kelamin betina
(putik) penghasil ovum.
|
Tumbuhan berbiji (spermatophyta)
biasanya dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(gymnosperma) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiosperma) (Moertolo dkk, 1999;78-79).
2.3 Gymnospermae (Tumbuhan
Beriji Terbuka)
Istilah
“tumbuhan berbiji terbuka” merupakan terjemahan dari “gimnosperma” yang berarti
“biji telanjang. Gimnosperma mempunyai bakal biji yang terbuka bebas tanpa pelindung
baik sebelum maupun sesudah pembuahan (fertilisasi). Bakal biji merupakan salah
satu bukti bahwa gimnosperma lebih berkembang dari pada tumbuhan paku, akan
tetapi belum semaju angiosperma yang bakal bijinya terlindung dan terbungkus.
Kelompok
tumbuhan ini mempunyai habitat yang terbatas. Demikian juga kemampuan mereka
untuk berkembangbiak secara vegetatif sangat berkurang atau terbatas. Kelompok
tumbuhan ini dikenal pula mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. [4]
a.
Klasifikasi
Gymnospermae
Gymnospermae di bagi atas empat divisi
yaitu:
1. Kelas
Cycadophyta
Divisi
inti berangotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi
sekitar 100 spesies. Meskipun tidak ditemukan dalm fosil, tumbuhan ini diduga
sudah muncul pada zaman Trias kapur awal.
Jenis
tumbuhan ini memiliki susunan daun dan bentuk batang menyerupai pohon palem dan
batangnya tang tidak bercabang. Tumbuhan dari kelas ini bersifat dioecious
(rumah dua). Contoh Cicas rumpii (pakis
haji), Zamia, dan Cycas revoluta.[5]
2. Kelas
Gnetophyta
Ciri
khas tumbuhan ini adalah memiliki batang lurus, bercabang-cabang atau tidak.
Bunga berkelamin tuggal, yaitu strobilus jantan dan betina terdapat dalam satu
pohon. Bunga tersusun majemuk. Contoh Gnetum
gnemon (melinjo) (Moertolo dkk,
1999;78-79).
3.
Kelas Coniferophyta
Tumbuhan coniferae mempunyai
bentuk yang bervariasi, ada yang tipis, ada yang tebal agak lebar, dan ada oula
yang berbentuk seperti jarum. Contoh dammar (Agethis alba), tusam (Pinus
merkusii), dan balsam (Abies
balsamania) (Wijana, 2014;132)..
Tumbuhan biji terbuka ini memiliki
peran yang pentig bagi kehidupan penindustrian untuk industry kertas dan korek
api digunakan tumbuhan pinus dan dammar. Pinus dan dammar juga digunakan
sebagai bahan cat dan permis. Di samping itu juga digunakan unutuk tanaman hias
seperti Araucaria, Thuja, dan Cupressus (Wijana,
2014;132).
4.
Kelas Ginkgophyta
Anggota divisi ini hanya satu
spesies, yaitu Ginkgo biloba.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli daratan cina. Tinggi pohon dapat mencapai
30 meter, daun berbentuk kipas, mudah gugur dan berumah dua (serbuk sari dan
bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan). Berdasarkan bukti fosil Ginkgo diperkiran hidup sejak zaman Jura
(181 juta tahun yang lalu) (Wijana, 2014;132).
Kelompok
tumbuhan ini mempunyai habitat yang terbatas. Demikian juga kemampuan mereka
untuk berkembangbiak secara vegetatif sangat berkurang atau terbatas. Kelompok
tumbuhan ini dikenal pula mengalami pertumbuhan yang sangat lambat (Wijana,
2014;132).
b.
Susunan
Tubuh
Pada
dasarnya perakaran gymnosperma ialah perakaran tunggang. Kadang-kadang pada
akar didapatkan mikoriza (pinus) atau
bintil-bintil (cycas). Umumnya
tumbuhan ini mempunyai batang yang tegak menjulang ke udara. Jenis –jenis
tertentu mempunyai batang berbaring (juniperus
horizontalis) atau batangnya menjadi umbi di dalam tanah (zamia). Batangnya umumnya bercabang (pinus, cedrus), tetapi ada pula yang
tanpa cabang (cycas, bowenia) (Moertolo
dkk, 1999;78-79).
Beberapa
jenis (ginkgo, pinus) mempunyai
percabangan yang berbeda. Sebagian tumbuhan berbiji terbuka mempunyai mikrofil,
sebagian lain mempunyai megafil (Ginkgo,
Gnetum). Beberapa jenis tumbuhan mempunyai daun letak berhadapan atau
bersilang (Gnetum, Ephedra, welwitschia)
(Moertolo dkk, 1999;78-79).
c.
Reproduksi
Gymnospermae
Serbuk
sari terdapat pada badan yang di sebut strobilus. Ada dua macam strobilus yaitu
strobilus jantan dan strobilus betina. Strobilus jantan menghasilkan
spermatozoid, dan strobilus betina menghasilkan ovum. Apabila strobilus jantan
dan betina terdapat pada satu pohon di sebut dengan tumbuhan berbunga satu (Wijana,
2014;130).
Contoh
tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon).
Apabila strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda di sebut
dengan tumbuhan berumah dua. Contoh pakis haji (Cicas rumphii) dan cemara gunung (Phinus merkusii). Pembuahan pada tumbuhan Gymnospermae merupakan
fertilisasi tunggal dengan selang waktu antara penyerbukan dan pembuahan
umumnya berlangsung cukup lama (Wijana, 2014;130).
2.4
Angiospermae
(Tumbuhan Biji Tertutup)
Tumbuhan
berbiji tertutup atau angiosperma, terdapat di lingkungan yang luas, mereka
dapat ditemukan sebagai tumbuhan yang hidup di tanah yang lembab maupun kering.
Tumbuhan ini dapat ditemukan pula sebagai tumbuhan air, bahkan di daerah pasang
surut, mereka dapat berupa tumbuhan epifit bahkan parasit (Moertolo dkk, 1999;88).
Perawakan
mereka bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan basah (herba), semak, atau pohon
dengan pertumbuhan sekunder yang kuat. Bila pada gimnosperma umumnya hanya
dikenal dua bentuk pohon (bentuk palem atau bentuk cemara dengan mahkota daun
berbentuk kerucut), pada angiosperma arsitekturnya sangat bervariasi, walaupun
dasar percabangannya hanya dua macam, yaitu monopodial atau simpodial (model:
kelapa, kamboja, bamboo, ketapang, dll) (Moertolo dkk, 1999;88).
Banyak diantara jenis tumbuhan ini yang
berbunga dan berbuah berulang kali, polikarpa. Beberapa jenis tumbuhan hanya
dapat berbunga dan berbuah sekali, monokarpa. Sepanjang hidupnya, walaupun
panjang hidupnya berbeda-beda, yaitu dapat semusim atau setahun (jagung,
kedelai), dua tahun (bit), beberapa tahun (sagu) (Moertolo dkk, 1999;88).
Menurut
Nyoman Wijana (2014;133), Ciri-ciri tumbuhan Angiospermae adalah sebagai
berikut :
a. Mempunyai
bunga yang sesungguhnya
b. Daun
yang pipih, lebar dengan susunan tulang yang beranekaragam
c. Bakal
biji atau biji tidak tampak karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal
dari daun buah, yaitu putik
d. Selisih
waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan
e.
Mengalami pembuahan
ganda
Tumbuh-tumbuhan (filum Angiospermatophyta)
dibagi menjadi dua kelas yaitu:
1.
Kelas
Liliopsida (Monokotil)
Umumnya
monokotil memiliki biji dengan satu kotiledon (daun biji), daun-daun
foliagennya sempit, dengan pembuluh-pembuluh parallel, komponen-komponen bunga
berbentuk kelipatan tiga, sepal (kelopak) dan petal (mahkota) tidak dapat
dibedakan sehingga dikenal sebagai tepal. Jaringan-jaringan vaskular
(pengangkut) bertebaran dalam berkas acak di sepanjang batang, dan karena tidak
memiliki kambium batang (sel-sel penyekat aktif yang menghasilkan kayu) maka
sebagian besar monokotil bersifat herba/menema.[6]
Berikut
ini adalah beberapa family anggota kelompok monokotil dengan beberapa contoh tumbuhannya.
a.
Liliaceae
Contoh
umum dari family ini adalah lili (Lilium),
asparagus (Asparagus cooperi),
tumbuhan merambat, sungsang (Gloriosa Superba), agave (Agave sisalana), bawang besar (Allium
cepa), bawang merah (A. ascolinisum),
dan bawang putih (A. sativum) (Syamsuri,
2006;153).
b.
Palmae
Contoh
family ini adalah kepala (Cocos) dan
kurma (Phoenix) (Syamsuri, 2006;153).
c.
Gramineae
Contoh family ini adalah padi, gandum,
rumput dan bamboo (Syamsuri, 2006;153).
d.
Orchidaceae
Family ini disebut juga keluarga
anggrek. Beberapa contohnya ialah anggrek Cattleya,
Dendrobium, Phalaenopsis, Arundina, Vanda, Epidendrum, Lealia, Oncidium dan
vanilla (Vanilla planifolia) (Syamsuri,
2006;153).
e.
Musaceae
Contoh family ini dalah pisang raja,
pisang tanduk dan pisang kipas (Syamsuri, 2006;153).
f.
Zingiberaceae
Contoh family ini adalah jahe dan
lengkuas (Syamsuri, 2006;153).
2. Kelas Magnoliopsida (Dikotil)
Dikotil
memiliki biji-biji dengan dua kotiledon, daun-daunnya lebar dengan sebuah
tulang daun ditengahnya dan pembuluh-pembuluh bercabang, bagian-bagian bunga
terbentuk dengan kelipatan empat atau lima, biasanya kelopaknya kecil dan
hijau, mahkotanya lebar dan berwarna-warni, berkas-berkas vaskuler tersusun
dalam sebuah cincin di sekeliling tepi batang, dan karena banyak tumbuhan dikotil
memiliki kambium batang yang menghasilkan kayu, maka ada bentuk-bentuk yang
berkayu maupun bentuk-bentuk herba (A Dorling, 2007;25).
Berikut
ini adalah beberapa family anggota kelompok dikotil dengan beberapa contoh
tumbuhannya.
a.
Caryophyllaceae
Anggota
Caryophyllaceae habitusnya herba dan merupakan tanaman semusim atau tahunan.
Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman hias. Contohnya anatara lain Dianthus
chinensis, D. caryophytallius, Arenaria dan Agrotemma (Syamsuri, 2006;151).
b.
Mognoliaceae
Anggota famili ini berupa pohon atau
perdu dam bunga cukup menarik. Contohnya antara lain cempaka putih (Magnolia grandiflora), cempaka ambon (Magnolia figo) dan Liriodendron (Syamsuri, 2006;151).
c.
Ranunculaceae
Anggotanya misal Clematis faniculata
yang banyak digunakan sebagai tanaman hias, jinten hitam (Nigela sativa) untuk bumbu dapur, Delphidium dipakai sebagai bunga
potong, jukut (Drymaria corduta) yang
hidup dip agar, sepanjang sungai, tempat lembab dan banyak dipakai sebgai obat
cuci perut dan obat bisul (Syamsuri, 2006;151).
d.
Papaveraceae
Contohnya adalah deruju atau
celangkringan (Argemone mexicana) dan
Papever somniverum (Syamsuri, 2006;151).
e.
Cruciferae
Contonya adalah kubis (Brassica olariceae), sawi (B. tugosa), lobak (Raphanus sativus) dan sawi tanah (Nasturlium heterophyllum) (Syamsuri, 2006;152).
f.
Rosaceae
Anggota dari family ini banyak kita
kenal misalnya mawar, apel, apricot, pir, rubus dan arbei (Syamsuri, 2006;152).
g.
Leguminosae
Famili ini disebut polong-polongan
misalnya flamboyan, akasia, tuba, kembang merak, daun kupu-kupu, kaliandra,
kembang telang, jengkol, lamtoro, petai, kacang tanah, asam serta kacang ercis
dan buncis (Syamsuri, 2006;152).
h.
Malvaceae
Contoh tumbuhan ini adalah kembang
sepatu dan kapas (Syamsuri, 2006;152).
i.
Cactaceae
Tumbuhan yang termasuk dalam family ini
adalah semua yang kelompok kaktus, yang mencapai hampir 1.500 spesies contohnya
adalah Cereus jamacaru, Opumtia
monacaptha, Epiphyllum, Perescia dan Ferocactus (Syamsuri, 2006;152).
j.
Umbelliferae
Contohnya ialah ketembar, jinten, seledri,
adas, jinten putihdan tikim (Syamsuri, 2006;152).
k.
Labiatae
Anggota famili ini banyak menghasilkan
minyak aromatic, misalnya daun poko yang mengandug menthol, nilam atau dilem,
lavender dan kumis kucing (Syamsuri, 2006;152).
l.
Solanaceae
Contoh tumbuhan famili ini yang paling
umum adalah kentang, tomat, cabai, tembakau, terung dan kecubung (Syamsuri,
2006;153).
m.
Compositae
Family ini memiliki anggota yang paling
banyak,misalnya bandotan, selada, bunga matahari, Sonchus arvensis, Chysanthemum, Dahlia, Solidago, Arthemisia, Aster,
Gerbera dan Zinnia (Syamsuri, 2006;153).
a.
Susunan
Tubuh
1. Akar
Pada
tumbuhan berbiji tertutup, akar primer, yang merupakan hasil perkembangan dari
akar lembaga, dapat berhenti berkembang tetapi diikuti dengan pembentukan
beberapa akar yang lain pada pangkal batang tumbuhan dikotil pada dasarnya
mempunyai perakaran tunggang, walaupun banyak juga yang mempunyai perakaran
serabut terutama pada tumbuhan dikotil yang tidak berasal dari biji (Moertolo dkk, 1999;88).
Akar
pada dasarnya berfungsi menyerap air beserta mineral terlarut dan memperkuat
tegaknya batang, karena tumbuhan angiosperma sangat bervariasi, dapat pula
mengubah atau mengembangkan fungsinya (penyimpanan makanan: singkong, wortel;
akar nafas: bakau, haustorium, benalu; akar reproduksi: sukun, dsb). Penambahan
fungsi tersebut menyebabkan perubahan bentuk dan susunannya (Moertolo dkk, 1999;88)..
2. Batang
Fungsi
batang yang utama ialah mendukung bagian-bagian tumbuhan di atas tanah terutama
daun, dan sebagai penghubung antara akar dan daun. Batang, terutama batang muda
atau batang lunak, mempunyai jaringan pengangkut (xylem, floem) terhimpun dalam
berkas-berkas yang tersusun kolateral (Moertolo dkk, 1999;89).
Pada
tumbuhan dikotil, di dalam berkas pengangkut di antara xylem dan floem terdapat
jaringan, meristem yaitu kambium. Disebut berkas pengangkut kolateral
terbuka. Pada monokotil kambium tidak
ditemukan (atau bila ada, misalnya pada beberapa jenis Liliaceae, tidak terdapat di dalam berkas pengangkut), sehingga di
dalam berkas pengangkut xylem berbatasan langsung dengan floem, disebut berkas
pengangkut kolateral tertutup (Moertolo dkk,
1999;89).
3. Daun
Pada
angiosperma dikenal empat macam susunan tulang daun yaitu menyirip, menjari, sejajar,
dan melengkung. Susunan tulang daun pada dikotil umumnya ialah menyirip atau
menjari, sedangkan tulang daun melengkung dan sejajar umumnya didapatkan pada
monokotil, walaupun banyak juga monokotil yang mempunyai tulang daun menyirip
atau menjari (Moertolo dkk, 1999;90).
b.
Reproduksi
Angiospermae
Angiospermae
dapat berkembangbiak secara generatif dan vigetatif. Perkembangbiakan secraa
generatif pada angiospermae disebut dengan pembuahan ganda. Pembuahan ganda
artinya bahwa terjadi dua kali proses pembuahan yaitu antara sperma 1 dengan
ovum menghasilkan zigot (2n) dan sperma 2 dengan inti kandung lembaga sekunder
membentuk endosperma (3n). Untuk menjelaskan pembuhan ganda ini dapat dilakukan
secara bertahap yakni pada serbuk sari dan pada putik (Wijana, 2014;133).
(sumber:
www.google.com)
a. Perkembangan
serbuk sari
Serbuk
sari yang jatuh di kepala putik terdiri atas satu sel dengan dua dinding
pembungkus, yaitu : eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah
kemudian intin tumbuh memanjang membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari
ini tumbuh menuju ke ruang bakal biji (Wijana, 2014;134).
Bersamaan
dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar dengan posisi di
depan disebut dengan inti vegetative yang berfungsi sebgai penunjuk jalan, dan
yang kecil di posisi di belakang disebut dengan inti generatif. Inti generatif
membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti
generatif 1 (sperma 1) dan inti generatif 2 (sperma 2) (Wijana, 2014;134).
b. Putik
(pembentuk sel telur)
Bersamaan
dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal
biji sel induk megaspore (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis
menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi satu sel
megaspora/makrospora (inti kandung lembaga rimer) (Wijana, 2014;134).
Inti
sel megaspora ini selanjutnya membelah secara mitosis sebanyak tiga kali,
sehingga terbentuk 8 inti. Ke-8 inti tersebut masing-masing terbungkus membran
sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji
disebut multigamet (Wijana, 2014;134).
Langkah
berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel
menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang dibagian
bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri
berdekatan. Yang tengah adalah ovum sedang yang mengapitnya kiri dan
kanan adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan
bersatu membentuk inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang
diploid (2n) (Wijana, 2014;134).
Apabila
terjadi pembuahan inti generatif 1 (sperma 1) membuahi ovum membentuk zigot,
sedangkan inti generatif 2 (sperma 2) membuahi inti kandung lembaga sekunder
menghasilkan endosperma (3n). endosperma ini selanjutnya berperan sebgai
cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara
itu inti vegatatif akan mati setelah sampai di bakal biji (Wijana, 2014;134).
c. Ovul
dan Produksi Sel Telur
Walaupun segelintir spesies tumbuhan tak
berbiji bersifat heterosfor, tumbuhan berbiji bersifat unik karena
mempertahankan megasporangium megaspora di dalam sporofit induk. Selapis
jaringan sporofit yang disebut integument membungkus dan melindungi
megasporangium. Megasporangia gimnosperma dikelilingi oleh satu integumen,
sementara megasporangia angiosperma biasanya memiliki dua integumen.
Struktur keseluruhan– megasporangium,
megaspore, dan integumennya disebut ovul (ovule).
Di dalam setiap ovul (dari kata Latin ovulum, telur kecil), gametofit betina
berkembang dari megaspora dan menghasilkan satu sel telur atau lebih.
d. Polen
dan Produksi Sperma
Mikrospora berkembang menjadi serbuk
polen (pollen grain), atau serbuk
sari) yang terdiri dari sebuah gametofit jantan yang diselubungi oleh dinding
polen. Dinding polen yang tangguh, yang mengandung polimer sporopolenin,
melindungi serbuk polen ketika ditranspor dari tumbuhan induk melalui angin.
Transfer polen ke bagian tumbuhan
berbiji yang mengandung ovul disebut polinasi (pollination). Jika serbuk polen bergeminasi (mulai tumbuh) atau
berkecambah, tabung polen akan muncul dan melepaskan sperma ke dalam gametofit
betina di dalam ovul.[7]
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Spermatophyta
berasal dari kata sperma yang berarti
biji dan phyton yang berarti tumuhan.
Biji adalah tumbuhan yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Oleh karena
perkembangbiakannya dengan menggunakan biji, maka secara sederhana tumbuhan
yang demikian dimasukan kedalam tumbuhan berbiji.
Spermatophyta
terbagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan
tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Pada tumbuhan berbiji tertutup
(angiospermae) terbagi lagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan dikotil dan
tumbuhan monokotil.
Dalam
reproduksi spermatophyta terdapat tumbuhan dengan pembuahan ganda dan ada juga
tumbuhan yang pembuahan tunggal. Pembuahan tunggal terjadi pada tumbuhan
berbiji terbuka (gymnospermae) sedangkan pembuahan ganda terjadi pada tumbuhan
berbiji tertutup (angiospermae).
DAFTAR
PUSTAKA
Cambell,
Neil A. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga. Hlm.186.
Kindersley,
A Dorling. 2007. Ensiklopedia Sains dan
Teknologi. Jakarta: Lentera Abadi. hlm.25.
Moertolo,
Ali dkk. 1999. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
hlm.78
Syamsuri,
Istamar Dkk. 2006. Biologi Jilid 1b. Jakarta: Erlangga. hlm.47-48.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan
(Spermatophyte). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm.1
Tjitrosomo,
Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum 1.
Bandung: Angkasa. hlm.1
Wijana,
Nyoman. 2014. Biologi Dan Lingkungan.
Yogyakarta: Plantaxia. hlm.128
[1] Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani
Umum 1, Angkasa, Bandung, 1983, hlm.1
[2] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi
Tumbuhan (Spermatophyte), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2013,
hlm.1
[3] Nyoman Wijana, Biologi Dan
Lingkungan, Plantaxia, Yogyakarta, 2014, hlm.128
[4] Ali Moertolo dkk, Keanekaragaman
Tumbuhan, Universitas Negeri Malang Press, Malang, 1999, hlm. 78
[5] Istamar Syamsuri Dkk, Biologi
Jilid 1b, Erlangga, Jakarta, 2006, Hlm. 47-48.
[6] A Dorling Kindersley, Ensiklopedia
Sains dan Teknologi, Lentera Abadi, Jakarta, 2007, hlm.25.
[7] Neil A Cambell, Biologi Edisi
8 Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2008, hlm, 186.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar